Bencana
Erupsi Gunung Kelud yang terjadi pada 13 Februari 2014, salah satu desa yang
sangat terkapar sangat parah di Kabupaten Malang adalah Desa Pandansari Kecamatan
Ngantang. Hal ini disampaikan oleh Parno (47) warga Dusun Plumbang RT 03 RW 01 Desa Pandansari Kecamatan
Ngantang Kabupaten Malang yang sehari-harinya sebagai Petani dan Komunitas
Jangkar Kelud Pokja Malang, saat mengikuti Rapat Koordinasi Strategi
Implementasi Program Dalam Skema LoA antara UNDP dan BPBD Kabupaten Malang,
Kabupaten Blitar dan Kabupaten Kediri di Hotel Kartika Wijaya Kota Batu pada tgl 2 s.d 3 Juli 2015.
Pasca
banjir lahar hujan pada seminggu setelah Erupsi terjadi sempat memporak
porandakan 3 buah jembatan yang hingga saat ini telah berlangsung lebih dari
1,5 tahun belum juga dibangun yaitu :
1.
Jembatan
Klangon di Dusun Klangon yang menghubungkan Dusun Klangon dan Dusun
Sedawun mengakibatkan warga dari kedua
Dusun tersebut terisolir tidak bisa akses ke Desa Pandansari dan ke Kecamatan
Ngantang.
2.
Jembatan
Sambong di Dusun Munjung yang menghubungkan 5 Dusun yaitu Dusun Munjung, Dusun
Sambirejo (Kutut), Dusun Wonorejo (Pait), Dusun Klangon dan Dusun Sedawun.
Mengharapkan dibangunnya Sabo Dam karena merupakan daerah aliran lahar dari
Gunung Kelud.
3.
Jembatan
Bales di Dusun Bales yang menghubungkan dengan Dusun Sambirejo (Kutut).
Dampak
yang ditimbulkan akibat terputusnya ketiga jembatan ini adalah :
1.
Diwaktu
musim hujan aktivitas anak-anak Sekolah baik SD, SMP, dan SMA terganggu. Untuk
SD berada di Dusun Sedawun dan Dusun Wonorejo, gurunya berasal dari luar desa
Pandansari akibatnya saat hujan tidak bisa datang ke sekolah. Demikian pula
untuk anak SMP dan SMA yang letaknya diluar Desa Pandansari juga tidak bisa
keluar untuk sekolah karena letaknya diluar Desa Pandansari. Akibat banjir
tidak bisa lewat.
Proses
Ibu melahirkan dan warga yang sakit mengalami kesulitan dalam perawatan dan
pengobatan, hal ini karena Bidan Desa berada di Dusun Plumbang Desa Pandansari yang harus menyeberangi
Sungai disaat banjir.
3.
Desa
Pandansari merupakan penghasil susu segar dengan kapasitas 4.000 liter perhari,
sewaktu musim hujan tidak bisa langsung diambil oleh KUD Sumber Makmur
akibatnya susu menjadi rusak (basi).
4.
Hasil
panen pun saat musim hujan yang sudah terlanjur dipanen antara lain Bawang
Merah, Cabai, Sawi Putih, Kubis, Durian dll tidak bisa dipasarkan hal ini
mengakibatkan petani merugi.
5.
Transportasi
yang ditanggung oleh warga Desa Pandansari nilainya bertambah karena para
pemilik kendaraan roda empat tidak bisa
masuk akhirnya memakai Ojek atau tenaga
manusia dengan memikul, hal ini yang membebani biaya petani semakin tinggi.
6.
Bila
sewaktu-waktu terjadi erupsi Kelud ataupun bencana lainnya, jalur evakuasi
tidak ada.
Harapan
yang ingin disampaikan oleh Parno kepada Pemerintah Kabupaten Malang maupun
Pemerintah Provinsi atau instansi terkait yaitu segera terbangunnya ketiga
jembatan tersebut sesegera mungkin. Sehingga aktivitas warga bisa normal
kembali baik di bidang transportasi, kesehatan, pendidikan dan perekonomian
kembali pulih seperti saat sebelum erupsi
Kelud dan banjir lahar hujan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar