DINAS PARIWISATA BATU AKAN MENGEMBANGKAN OBYEK WISATA DI HUTAN



Info Tulungrejo-Batu.
Dalam FGD RIPPDA (Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah) Ahmad Faidhal Rahman sebagai Pakar Pariwisata dari Universitas Brawijaya menyatakan bahwa Potensi Pariwisata di Batu Sumber Daya Manusia  sisi tenaga kerja membutuhkan SDM yang profesional. Tahun 2015  kalau warga lokal di Batu tidak Profesional bisa saja  ada GM (General Manager) bukan dari Indonesia terpaksa kita  harus bisa menerima. 2015 SDM pariwisata harus ada sertifikasi profesi. Peraturan Menteri mengharuskan semua usaha Pariwisata mempunya sertifikasi usaha Pariwisata.
Selanjutnya moderator mempersilahkan Narasumber dari Dinas Pariwisata dan Budaya Kota Batu yang diwakili oleh Ade Imam Santoso SE MM bicara Sisi Kelembagaan dan Pemasaran.
Ade Imam Santoso SE MM Disparbud menuturkan :
Dari Bappeda mereview rencana induk pembangunan pariwisata daerah.  Memberi masukan agar ada wisata hutan. Batu dikelilingi banyak hutan, sudah berkoordinasi dengan Asper (Asisten Perum Perhutani) wilayah Pujon dan ADM (Administratur) Perhutani KPH Malang. Perum Perhutani menyambut baik. Rencananya Dinas Pariwisata akan mengembangkan wisata hutan  dasar hukumnya UU 5 th 1990, UU 41 th 1991. Peraturan Menteri No 36 tentang  Pengusahaan Suaka Margasatwa, Permenhut tentang Pinjaman pakai Kawasan Hutan sesuai dengan PP 18 th 2011.
Menurut UU 9 th 1990 dilakukan dengan mengelola dan mengusahakan obyek pariwisata dengan memperhatikan peningkatan ekonomi, sosial budaya, kelangsungan pariwisata sendiri. Akan melakukan pemanfaatan hutan wisata di Kota Batu dengan prinsip Keterpaduan Ekologi. Ciptakan peluang jasa pariwisata yang baru baik oleh masyarakat maupun pihak lain. Taman Nasional Tahura R Soejo Cangar, serta hutan di Batu potensinya tinggi untuk dapat dilakukan pemeliharaan konstruktif menjadi wahana wisata baru.
Obyek Wisata alam di Kota Batu yang sudah ada antara lain : wisata paralayang, Hash, Offroad diCoban Talun, Pendakian Gunung Panderman, Arjuno. Bumi Perkemahan Coban Rais dan Coban Talun. Dengan pertimbangan aspek wisata nasional akan adanya AFTA sangat penting Kota Wisata Batu harus ada keunggulan terkait visi misi Walikota Batu  Pariwisata Nasional perlu lahan strategis.
Perlu perencanaan kawasan wisata. Terkait pembangunan kereta Gantung, sangat luar biasa. Terbagi 2 destinasi pariwisata. Short area (area alam) merupakan sebuah kesempatan pengembangan Pariwisata punya konsep jelas. Short area sudah cukup karena banyak wisata kreatif seperti BNS (Batu Night Spectacular), Jatim Park dan Musium Angkut.  Tahun 2015 pengembangan di short area, dilakukan penggabungan 2 desa wisata untuk memberikan nilai kompetitif agar bisa memberikan nilai jual agar kita tidak kalah bersaing dengan daerah lain. Desa wisata kalau bisa dimasukkan, Perhutani sudah mempersilahkan hutan sebelah mana yang bisa dijadikan tempat wisata alam yang baru?
Walikota dan Kepala Dinas sudah mempersilahkan untuk daerah hutan yang dianggap lahan kritis oleh Perhutani dijadikan obyek wisata.
Terkait infrastruktur ke areal kawasan, karena kedepan butuh 20 sd 30 Ha hutan  dikembangkan jadi obyek Pariwisata, akan ada sebuah standarisasi jasa wisata.
Wahan wisata bisa disajikan paket paket seperti Outbond tapi tidak konvensional harus yang modern untuk wisatawan Mancanegara dengan pelayanan yang berbeda seperti yang  dilaksanakan oleh  masyarakat saat ini.
Pengelolaan lingkungan sangat penting diperhatikan utk menjaga kaidah Sumber Daya Alam. Penataan ruang  dan Peraturan UU. Aspek pengelolaan, aspek peran serta masyarakat, sosial ekonomi.
Kawasan wisata Batu memiliki keanekaragaman hayati punya peran sangat penting dalam wisata alam.
Obyek wisata alam  keaneka ragaman hayati, peninggalan sejarah terpenting untuk kesejahteraan masyarakat.
 Peluang usah produk unggulan utk peningkatkan iklim investasi di Kota  Batu.
Disaat Dinas Pariwisata menyampaikan rencana untuk mengembangkan Wisata Hutan perwakilan dari Satpol PP keberatan bila Dinas Pariwisata menitik beratkan pada pembahasan Hutan jadi obyek wisata baru. Karena bagaimanapun juga Kota Batu adalah Hulu Sungai Brantas, kalau terjadi kesalahan kelola berakibat banjir dan Satpol PP merasa ikut bertanggung jawab.
Ahmad Faidhal Rahman  : Pariwisata multi sektor harus bekerja sama dengan dinas yang lain. Forum ini akan diarahkan ke pengembangan pasar wisatawan. Data yang ada di tim Universitas masih belum sempurna. Wisatawan Nusantara dari Jawa Timur dan luar negeri seperti dari Belanda datang ke Kota Batu karena berkaitan dengan Kota Malang. Saat ini Batu ada branding Shining Batu, agar bisa mencitrakan wisata Batu. Pemasaran harus bisa dilakukan oleh semua stakeholders termasuk promosi di dalamnya.
Kelembagan pariwisata  swasta sudah ada PHRI, Komunitas Desa wisata, Pokdarwis, sisi SKPD agar ada budaya Pariwisata dengan Sapta Pesona. Sisi SDM harus ada sertifikasi profesi, sisi peningkatan apa yang perlu dikembangkan harus segera ditingkatkan. (Arif Erwinadi)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar