Revitalisasi Pohon Apel Kota Batu

Selasa, 05 November 2013, 17:26 WIB  REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Erik Purnama Putra/Wartawan Republika.

Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota BatuSugeng Pramono mengatakan, produktivitas tanaman apel di Batu tengah anjlok lantaran tanaman berusia di atas 20 tahun. Hal itu berdampak pada menurunnya produktivitas kebun apel yang tersebar di wilayah Bumiaji, Punten, Turungrejo, Bulukerto, dan Sumber Bendo.

Data Dinas Pertanian Batu pada 2005, mencatat tanaman apel sebanyak 2.604.829 pohon. Sekitar 2.204.800 pohon di antaranya tanaman produktif. Total produksi apel setiap tahun sebanyak 1,2 juta kuintal atau produktivitas tanaman per pohon sekitar 28,02 kg. Sayangnya, sejak 2010, produksi apel menurun menjadi 2.574.852 pohon, dan hanya 1.974.366 pohon yang produktif. Sedangkan, produktivitas tanaman hanya 17 kg per pohon.

Menurut Sugeng, Pemkot Batu sudah melakukan penelitian dan identifikasi terkait masalah yang dihadapi petani apel. Untuk itu, pihaknya telah menyediakan anggaran peremajaan tanaman dan mendorong agar pemilik kebun menggunakan pupuk organik. Pasalnya, petani masih banyak yang menggunakan pupuk kimian berlebihan.


Akibatnya, tanah menjadi jenuh dan tak subur hingga membuat hasil panen apel menurun. Kalau hal itu dibiarkan berlangsung terus, ia khawatir, produktivitas pohon apel bakal mencapai titik terendah akibat kesuburan tanah terganggu. “Pertanian alami harus terus dibangun dan dikembangkan demi kesejahteraan masyarakat dan untuk warisan yang baik bagi anak cucu kita,” kata Sugeng.

Karena itu, ia bertekad melakukan pengadaan bibit yang semuanya diberikan kepada petani apel agar produksi bisa lebih maksimal. Penyuluhan juga terus digencarkan agar mulai dihasilkan apel organik demi kebaikan bersama. “Kita lakukan pendampingin ketika melakukan revitalisasi lahan. Setelah itu baru pengadaan bibit untuk peremajaan. Diharapkan, penggiat apel bisa lebih makmur.”

Untuk itu, pihaknya menggandeng Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Batu dalam mengatasi persoalan itu. Tujuannya agar tercapai sinergitas dengan baik lantaran bibit apel yang ditanam tidak semata untuk dipanen. Ketika sudah berbuah, kawasan kebun apel bisa semakin dikembangkan menjadi kawasan wisata dengan manajemen promosi yang lebih baik. Sehingga, petani tidak hanya mengandalkan hasil panen dari kebun apel, melainkan juga dari kedatangan wisatawan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar