Pembangunan SMAN 3 Batu Terkendala Harga Tanah


Minggu, 23 Maret 2014 19:24 WIB

SURYA Online, BATU - Rencana Pemkot Batu membangun SMA Negeri 3 di Desa Sumbergondo, Kecamatan Bumiaji mengalami kendala harga tanah yang mencapai Rp 1.000.000 per meter persegi.
“Tim appraisal yang akan menghitung harga tanah di lokasi tersebut. Tidak mungkin kami membeli tanah tersebut, tanpa mengacu hasil appraisal,” terang Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD), Eddy Murtono, Minggu (23/3/2014).
Diharapkan hasil taksiran tim appraisal didapatkan angka yang lebih masuk akal karena jika harga tanah tidak berubah, Pemkot Batu angkat tangan. “Kalau harganya tetap Rp 1.000.000 per meter persegi, tentu kami tidak sanggup membelinya. Sebab jumlah anggaran kami sangat terbatas,” ujarnya.
Selain itu, Eddy khawatir dengan kasus hukum yang akan timbul jika memaksakan harga tersebut seperti yang menimpa banyak pejabat di kota-kota lain yang masuk penjara gara-gara salah menaksir harga.
“Salah sedikit saja dari harga yang dikeluarkan tim appraisal maka panitia pengadaan tanah akan berurusan dengan Kejaksaan atau kepolisian. Karena itu kita harus berhati-hati dalam proses menaksir harga dan pembebasan lahan ini,” katanya.
Saat ini BPKAD Kota Batu menyiapkan anggaran Rp 15 miliar untuk tiga sarana pendidikan di Kota Batu. Yakni untuk pembebasan lahan SMAN 3 Kota Batu,  pendirian green house sebagai lokasi kegiatan pelatihan bidang pertanian dan mendirikan gedung SMPN 5, Kota Batu di Desa Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji.
Eddy menambahkan, ada tawaran lokasi SMAN 3 Kota Batu di tanah kas desa, namun itu dianggap justru akan semakin ribet karena Pemkot harus memberikan tanah pengganti kepada desa terkait.  “Prosesnya justru semakin panjang jika kita gunakan tanah milik desa. Belum izin ke Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan mencari tanah pengganti yang sama luasnya,” tandas Eddy Murtono.
Sementara Wakil Wali Kota Batu, Punjul Santoso terkesan hati-hati dalam proses pengadaan tanah SMAN 3.  Punjul mengaca pada Tahun 2010-2011, banyak pejabat Pemkot Batu yang terjerat hukum karena terlibat pembelian tanah untuk kantor Dinas Pengairan dan Bina Marga, Kota Batu.
“Kita harus menggunakan tim appraisal independen agar tidak dianggap kolusi. Kita sebenarnya sepakat sekolah itu dibangun di Bumiaji karena di sana belum ada SMA. Namun jika harganya terlampau mahal kita tidak akan beli,” pungkas Punjul.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar