Tambah Satu Lagi Obyek Wisata Edukasi di Kota Batu

WISATA BARU - Wali Kota Batu, Eddy Rumpoko bersama Wakil Wali Kota Batu, Punjul Santoso beserta anggota Muspida Kota Batu melihat kandang sosialisasi Lutung Jawa yang dikelola oleh JLC di kawasan Coban Talun, Selasa (28/10/2014).

 Keberadaan penangkaran Lutung Jawa (Trachypithecus auratus auratus) di kawasan Hutan Coban Talun yang dikelola oleh Javan Langur Center (JLC) sejak 2012, mendapat apresiasi dari Wali Kota Batu, Eddy Rumpoko.
Selasa (28/10/2014), usai upacara Hari Sumpah Pemuda di kawasan Hutan Coban Talun, Eddy bersama sejumlah anggota Muspida Kota Batu mendatangi lokasi penangkaran dan ditemui Project Manager JLC, Iwan Kurniawan.
Setelah mendapat penjelasan tentang penangkaran dan konservasi Lutung Jawa endemis Hutan Gunung Biru Coban Talun, Eddy ditunjukkan beberapa kandang penangkaran dan kandang sosialisasi yang berjarak sekitar 50 meter dari padepokan JLC.
“Saya baru mengetahui kalau ada penakaran dari JLC, yang mana hutan ini masih bisa dimanfaatkan pengembanganbiakan Lutung Jawa,” ujar Eddy.
Adanya penangkaran tersebut, kawasan Coban Talun bisa menjadi kawasan wisata baru yang bisa disinergikan dengan wisata edukasi. Wisatawan yang datang bisa memahami kehidupan binatang langka ini.
“Ini positif, bagus juga untuk edukasi. Dengan adanya wisatawan, juga memberi keuntungan bagi LSM (melestarikan) pengembangan Lutung Jawa untuk menyosialisasikan pelestarian,” terangnya.
Sementara itu, Iwan Kurniawan mengungkapkan, sudah 23 ekor Lutung Jawa sejak Tahun 2012 yang dilepasliarkan di Gunung Biru kawasan Coban Talun dan tempat penangkaran itu lebih cocok sebagai wisata edukasi.
“Siapapun yang datang ke sini, masyarakat umum, siswa, maupun mahasiswa kami persilakan. Kami akan memberikan edukasi tentang upaya konservasi Lutung Jawa," katanya.
Selama ini, Iwan baru memprioritaskan siswa SD di kawasan Tulungrejo untuk datang ke lokasi penangkaran. Mereka dikenalkan tentang lutung dan perawatannya, serta penghuni ekosistem yang ada di sekitar tempat penangkaran.
“Kerjasama dengan Pemkot Batu saya kira memungkinkan, hanya saja secara teknis perlu diatur. Tapi jangan dulu untuk wisatawan umum karena biasanya mereka tanpa rambu-rambu, kalau edukasi ada unsur tertentu yang tidak seenaknya. Contoh ke kandang tidak boleh merokok, tidak boleh berteriak, tidak boleh membawa makanan,” pungkasnya. Sumber :SURYA Online, BATU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar