Petugas Puskesmas dilatih bisa menangani penderita kanker rahim dan  payudara lebih dini.
BATU- Dinas Kesehatan Kota Batu, membuat terobosan baru. Yakni, 
mewajibkan seluruh Puskesmas yang ada di wilayah kota ini membuka 
layanan terhadap penderita kanker leher rahim maupun kanker payudara. 
Praktis dengan begitu, penderita penyakit tersebut tak perlu lagi 
mendapat perawatan tim medis Rumah Sakit.
Salah satu pelayanan yang bisa dilayani di Puskesmas, adalah tes IVA 
(Inspeksi Visual Asam Asetat). Dokter dan bidan yang ada di 5 buah 
Puskesmas, sudah bisa melakukan tes tersebut. Bahkan, Dinas Kesehatan 
menghimbau kepada wanita yang sudah menikah atau yang pernah berhubungan
 seks dalam rentang usia 30 hingga 50 tahun, untu
k melakukan tes 
tersebut di Puskesmas.
“ Puskesmas sudah bisa melakukan deteksi terhadap kanker leher rahim dan
 kanker payudara, silakan masyarakat untuk melakukan tes IVA ini di 
Puskesmas terdekat,” terang Sri Rahati, Kepala Bidang Pengendalian 
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL), Dinas Kesehatan Kota Batu.
Dalam menyiapkan pelayanan tersebut, Dinas Kesehatan menggelar pelatihan
 pengendalian kanker untuk petugas di lima Puskesmas yang ada. Usai 
pelatihan, menurut Sri Rahati, diharapkan petugas Puskesmas bisa 
mendeteksi secara dini kanker leher rahim dan kanker payudara dengan 
biaya murah. Karena bahan yang digunakan untuk melakukan tes, juga murah
 alias berupa asam cuka.
“Lebih baik mendeteksi lebih dini, itulah target kami. Kanker kalau 
ditemukan pada stadium dini, akan mudah penanganannya sehingga 
kemungkinan sembuh lebih tinggi,” ujar Sri ditengah-tengah kegiatan.
Melalui tes tersebut, petugas tinggal melihat dengan mata biasa mulut 
rahim kemudian mengoleskan asam cuka. Dari situ bisa ditemukan adanya 
lesi (luka di mulut rahim-red) ataukah tidak. Sri menggambarkan lesi ini
 seperti sariawan, tinggal nanti diidentifikasi karena infeksi ataukah 
memang kanker. “Kalau dilihat secara fisik, penderita kanker ini tidak 
kelihatan. Baru nanti kalau sudah parah akan keliatan sedemikian besar,”
 ujarnya.
Dokter Atik, pemateri dari Dinas Kesehatan Provinsi Jatim mengatakan, 
langkah menjadikan Puskesmas sebagai ujung tombak penanganan kanker 
dinilainya sudah benar. Di daerah-daerah ditemukan masih banyak 
penderita kanker yang membiarkan penyakitnya.
“Rata-rata mereka menunggu kankernya sampai begitu besar, seperti orang 
hamil. Kenapa, karena mereka terhimpit oleh kebutuhan hidup, biaya 
operasi mahal, terus kalau mereka dioperasi bagaimana pekerjaannya, 
anaknya makan apa, bapaknya bagaimana, hal itulah yang menjadi masalah,”
 ujarnya. Malang Post (muh/lyo)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar