Upacara memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-86 baru tahun ini digelar
Pemerintah Kota (Pemkot) Batu di kawasan Hutan Coban Talun, Selasa
(28/10/2014). Biasanya, upacara kenegaraan dilakukan di tempat resmi,
seperti Stadion Brantas.
Pelaksanaan upacara di hutan bukan tanpa maksud, Wali Kota Batu, Eddy
Rumpoko menuturkan, dengan upacara di hutan, ia berharap ada kecintaan
peserta upacara terhadap lingkungan dan sumber mata air yang ada di
sekitar.
“Dengan harapan, kita sebagai pemuda harus mencintai alam. Hutan bisa
dijaga oleh kita semua, khususnya para pemuda, mereka harus memberi
sumbangsih terbesar untuk negara,” tutur Eddy.
Ke depan, kawasan Hutan Coban Talun harus dimanfaatkan untuk kegiatan
positif, baik untuk mencetak pemuda unggul sejak dini. Perbanyak
kegiatan-kegiatan pemuda di sana, baik pramuka, organisasi kepemudaan,
maupun elemen masyarakat pemuda.
“Harus dibangun suasana yang bisa untuk melatih diri, kelompok,
generasi muda demi kebersamaan. Bagaimana menjaga hutan, sumber mata
air, bersama petani dan masyarakat,” paparnya.
Upacara Hari Sumpah Pemuda diikuti oleh beberapa kalangan pemuda,
Pramuka, Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Pemuda Kristen, Pemuda
Pancasila dan di antara peserta ada yang mengenakan pakaian adat dari
berbagai suku di Indonesia.
Ajang kreatifitas para pemuda juga ditunjukkan usai upacara. Anggota
Pramuka menampilkan senam bambu dan Gerakan Bendera Pramuka. Pemuda dari
kelompok teater hidup Kota Batu menampilkan teater berjudul Orang-orang
Pinggiran.
“Saya contohkan, sekarang panitianya KNPI dan melibatkan masyarakat.
Mengapa upacara kenegaraan di hutan ini? Pertama, dari titik inilah saya
akan membangun infrastruktur. Kedua, petani yang saya lihat masih minim
dari sisi pendapatan, kami akan sosialisasikan, bahwa kawasan ini
menjadi kawasan yang bisa dirasakan oleh masyarakat Coban Talun dan
Tulungrejo dan saya akan membangun infrastruktur,” ujarnya.
Usai upacara, panitia merencanakan menanam pohon oleh Wali Kota
beserta anggota Muspida, namun acara tersebut tidak terlaksana karena
Eddy melihat pohon yang ditanam terlalu kecil.
Menurut Kepala Bakesbang, Arsan Lumbuun yang juga menjadi panitia,
penanaman pohon tidak jadi dilaksanakan karena bibit pohonnya terlalu
kecil. “Bibit ini yang membawa Dinas Pertanian dan Kantor Lingkungan
Hidup, “ katanya. Sumber :SURYA Online, BATU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar