Keberadaan wahana wisata baru
di Surabaya, Suroboyo Carnival Night Market (SCNM) berdampak pada kunjungan
wisatawan lokal ke Kota Batu. Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan (Dispartabud) Kota Batu, Budi Santoso di sela menghadiri Workshop
Fotografi, Penulisan Artikel Wisata & Sosmed di Kampung Kids, Rabu
(3/9/2014).
"Kami membandingkan
sebelum ada Suroboyo Carnival dan ketika sudah ada. Kami pantau, beberapa pekan
tidak ada kemacetan kendaraan di Batu, berbeda ketika belum ada wahana itu, jalanan di Kota Batu selalu macet. Sesudah ada Suroboyo Carnival itu pengunjung menurun," kata Budi yang akrab dipanggil Tosi ini.
tidak ada kemacetan kendaraan di Batu, berbeda ketika belum ada wahana itu, jalanan di Kota Batu selalu macet. Sesudah ada Suroboyo Carnival itu pengunjung menurun," kata Budi yang akrab dipanggil Tosi ini.
Tosi akan mengaji secara
konprehensif, terutama pada saat liburan akhir pelan, libur sekolah, hingga
libur nasional yang akan datang tentang dampak tersebut. Jika wahana itu
berdampak signifikan, Tosi akan mencari alternatif lain supaya wisatawan tetap
mau berkunjung ke Batu.
Cara itu, kata mantan Kepala
Dinas Pendidikan ini, hanya bisa dilakukan dengan mengembangkan wisata alam.
Kalau wahana wisata buatan menghandalkan uang dan teknologi, serta bisa dibuat
dimana-mana, tapi kekuatam alam tidak bisa ditandingi, bisa gunung, pantai,
pemandangan alam dan udara sejuk.
"Tidak ada penguasa yang
bisa menyaingi. Disinilah saatnya kami mengambil langkah supaya pengunjung
tidak berkurang. Kami dorong wisata alam. Kami atur penataan ruangnya. Artinya,
nanti supaya kunjungan wisata lewat wisata alam. Wisata buatan sangat rapuh
dengan waktu. Mainan di BNS lima tahun lagi bisa tidak diminati lagi kalau tidak
didimodifikasi," bebernya.
Tosi berencana membuat wisata
alam di hutan. Ia sudah membidik lahan kritis di Desa Sumberbrantas dan
Gunungsari. Lahan kritis tersebut, kata Tosi, akan dibuat lahan hutan kembali
hijau dengan diberi wahana permainan.
"Kami akan bicara konsep
wisata hutan, bukan diberi mainan (bukan seperti permainan modern), tapi justru
menghutankan hutan. Kami buat setplan dan tata ruang hutan bagus, terasiring,
camping ground. Intinya wahana wisatanya alam, bukan seperti BNS," paparnya.
Pembuatan wisata alam rencananya mulai dilakukan tahun depan,
namun Tosi masih membutuhkan investor sebagai penyandang dana. "Sekarang
yang sudah berjalan seperti Coban Talun kami poles," pungkasnya.
SURYA Online, BATU Rabu, 3 September 2014 20:20 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar