Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota
Batu, Arief As Shidiq menjanjikan program pembasmian hama kutu sisik yang saat
ini menjadi keluhan utama petani apel.“Ini program paling mendesak untuk dilaksanakan. Ini masuk prioritas.” tuturnya
Hama kutu sisik yang bentuknya seperti
bintik-bintik kecil berwarna cokelat dan putih yang menempel di batang pohon
terkadang sulit dilihat. Serangan hama ini tak kenal musim.
Musim hujan maupun kemarau tetap saja muncul. “Kami akan mempelajari media tanam, batang (apel), dan penyediaan obat-obatan,” terang Arief.
Musim hujan maupun kemarau tetap saja muncul. “Kami akan mempelajari media tanam, batang (apel), dan penyediaan obat-obatan,” terang Arief.
Selain program pembasmian kutu sisik,
lanjut Arif, pihaknya juga telah menganggarkan program revitalisasi lahan apel
ini. Revitalisasi lahan dilakukan karena keberadaan kebun apel terus
menyusut. Sebagian petani mengubah lahannya menjadi lahan tebu. Sebagian lagi
beralih fungsi menjadi permukiman.
Pemkot Batu menganggarkan Rp 3 miliar untuk
revitalisasi di tahun 2015, dengan luas lahan 12.000 hektare. Satu lagi
program yang dicanangkan Pemkot Batu memberikan bantuan pupuk organik. Di jelaskan,
rata-rata usia pohon apel saat ini sudah di atas 30 tahun. Kondisi
diperburuk dengan kondisi tanah yang sudah mulai jenuh. Karena itu, Dinas
Pertanian dan Kehutanan Kota Batu selalu mendorong pertanian organik. Pertanian ini
dinilai sebagai solusi kondisi tanah yang mulai jenuh.
“Pemkot menyediakan bantuan pupuk organik dengan anggaran pengadaan
hingga Rp 5 miliar. Jumlah ini masih ditambah Rp 500 juta untuk membasmi kutu
sisik,” tuturnya. Saat ini
Pemkot juga melaksanakan program apel Batu menjadi suguhan wajib di setiap
acara. “Kebijakan
sudah diinstruksikan ke tingkat SKPD,” tuturnya. (day) SURYA Online, MALANG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar