Siti Mariyam pedagang grosir di Pasar Kota
Batu mengaku beruntung, di kala Malang diserbu buah impor, sejumlah pasar di
luar Malang justru membuka diri untuk apel Malang.
“Bali menjadi pasar utama apel Batu. Penjualan akan meningkat, saat
menjelang persembahyangan umat Hindu,” imbuhnya. Siti mencontohkan, bulan depan umat Hindu akan menggelar upacara
Galungan. Biasanya permintaan apel
untuk sesaji akan meningkat tajam. Dari yang biasanya tiga kali kirim dalam tiga bulan, bisa meningkat dua kali lipat,.
untuk sesaji akan meningkat tajam. Dari yang biasanya tiga kali kirim dalam tiga bulan, bisa meningkat dua kali lipat,.
Masih menurut Siti, salah satu faktor
adalah buruknya pasar tradisional, di mana apel Batu dijual. Padahal para
pedagang berharap, pasar tradisional itu dibuat bagus dengan fasilitas modern. Dengan
demikian, wisatawan tidak canggung datang dan berbelanja apel langsung ke pasar.
Kondisi tersebut justru dimanfaatkan sebuah
pusat oleh-oleh. Mereka berani membayar sopir bus pariwisata Rp 100.000, asal
membawa rombongan ke toko mereka. Dengan cara ini, penjualan pusat oleh-oleh
tersebut mengalami lonjakan penjualan. “Seandainya
pasar kita bagus, strategi itu bisa kita gunakan. Wisatawan langsung bisa
berbelanja di pasar yang pasti harganya lebih murah,” tegasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar