Tanaman apel dari usia nol tahun hingga
berbuah pertama, membutuhkan waktu sekitar tiga tahun. Selama menunggu masa
berbuah, petani harus mengeluarkan biaya perawatan. Setiap hektare kebun
apel, bisa menghabiskan biaya Rp 40 juta hingga Rp 50 juta. Biaya yang
sama juga harus dikeluarkan para petani, untuk merawat tanaman di masa
produksi. Setiap hektarenya, rata-rata menghasilkan 10 ton.
Kepada tengkulak, apel dijual dengan sistem
borongan dengan kisaran harga Rp 9.000 per
kilogram. Per hektare, petani masih bisa menangguk untung Rp 40 juta hingga Rp 50 juta. Bedanya saat ini, tidak ada lagi buah apel yang terbuang. Sortiran buah paling buruk sekalipun, masih bisa diolah menjadi produk makanan.
kilogram. Per hektare, petani masih bisa menangguk untung Rp 40 juta hingga Rp 50 juta. Bedanya saat ini, tidak ada lagi buah apel yang terbuang. Sortiran buah paling buruk sekalipun, masih bisa diolah menjadi produk makanan.
Hari mencontohkan, minuman sari buah apel,
keripik apel, dan cuka apel, yang berkhasiat untuk kesehatan. Industri olahan
ini sangat membantu para petani. "Di tengah kondisi petani apel yang serba
kejepit, industri-industri ini muncul seolah menjadi penolong. Setidaknya dalam
kondisi kepepet, ide kreatif warga justru berkembang,” pungkas Hari. (day/ben/idl/iks)
#Info Tulungrejo Batu#
Harga saat ini ditingkatan Petani Apel yang dibeli oleh para Pedagang berkisar
antara Rp 5.000,- hingga Rp 6.000,- per Kg. Hal ini menyebabkan para petani
sangat menjerit apalagi penurunan harga ini diimbangi dengan kenaikan harga
Bahan Bakar Minyak. SURYA Online, MALANG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar