Tari Sapu Pancasila Indonesia dari Dusun Wonorejo Desa Tulungrejo



TARI SAPU Pancasila Indonesia didirikan pada Agustus tahun 2012. Tujuannya mengembangkan karya seni ibu rumah tangga di Dusun Wonorejo Desa Tulungrejo, intinya mengartikan kegiatan ibu-ibu  yang menyapu halaman rumahnya setiap pagi. Mempunyai  nilai-nilai sakral  yang biasanya tarian ini dilakukan untuk acara-acara tertentu seperti :
1.       Bersih desa
2.       Bersih dusun
3.       Untuk menolak balak.
Tari sapu ini pertama kali dikembangkan  oleh grup dari Desa Pesanggrahan Jl Samadi dikreasi ulang oleh  Hartono bersama Dwi Winarto warga Dusun Wonorejo RT 01 RW 12 Desa Tulungrejo .
Tari Sapu melambangkan persatuan, kalau  lidi disatukan dengan diikat tali so ibaratnya masyarakat sudah bisa disatukan maka akan tercipta persatuan yang sangat kuat. Lidi kalau hanya satu mudah dipatahkan, tapi kalau sudah diikat menjadi sapu lidi maka tidak mudah untuk dipatahkan.
Jumlah anggota yang tergabung di grup Talisapu di Dusun Wonorejo Desa Tulungrejo ini sejumlah 30 orang, kalau se Kota Batu jumlahnya sudah mencapai 111 orang. Para peserta Tari sapu ini setiap bermain tidak pernah mendapatkan bayaran, tetapi dengan biaya swadaya. Untuk kegiatan dilaksanakan secara patungan antara anggota. Biasanya kalau di Dusun Wonorejo diadakan atraksi Tari Sapu maka dapat dukungan beras atau nasi tumpeng dari warga dusun Wonorejo sendiri maupun mendapatkan bantuan dari anggota Tari Sapu dari desa lainnya seperti dari Desa Ngaglik dan Songgoriti Kelurahan Songgokerto Kota Batu.
Grup Tali Sapu dari Dusun Wonorejo Desa Tulungrejo ini sudah pernah tampil di Surabaya dalam acara Gebyar Budaya Nusantara  oleh Ummat Hindu di Skodam Brawijaya sekitar bulan Oktober 2013 mendapatkan Juara Favorit dengan menerima dana Pembinaan Rp 500.000. Juga di Probolinggo mewakili Kota Batu pada acara Festival Hari Jadi Probolinggo mendapatkan juara 1 dapat uang pembinaan sebesar Rp 2.000.000,-
Menyambut acara Silatnas atau Silahturahmi Sulatan dan Raja se Dunia di Songgoriti Kelurahan Songgokerto pada bulan Januari 2013 grup Tari Sapu Dusun Wonorejo ini juga turut bermain  bersama gabungan Tari Sapu se Kota Batu.

Cerita aneh yang dirasakan oleh para penari Tari Sapu.
Walaupun peserta usianya masih muda, namun bila sudah berpakaian sebagai Penari Sapu maka wajahnya akan berubah seperti orang tua.
Yang kedua juga pada saat bermain di jembatan Kali lanang Desa Pandanrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu para pemain merasakan ada kekuatan ghaib  yaitu desiran angin besar yang terasa berguncang seperti naik  kapal laut. Yang depan tidak merasakan goyangan angin yang bertiup kencang, sedangkan yang ditengah merasakan goncangannya sangat kencang. Sedangkan rombongan yang di bagian belakang merasakan ada anak kecil yang mengikuti sambil ikut bermain padahal mereka merasa tidak mengajak anak kecil. Setelah dido’akan tolak balak oleh tokoh yang dituakan bernama Suliyan sebagai Pawang dari Tari Sapu  dengan membakar kemenyan  maka keanehan ini  berhenti lebih kurang lima menit barulah rombongan bisa berjalan melewati jembatan Kalilanang dengan selamat. Memang tujuan acara tersebut adalah bersih desa di Desa Pandanrejo untuk membersihkan hal-hal ghaib yang merugikan masyarakat desa Pandanrejo.
 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar