Petani Batu Bertekad Kembalikan Kejayaan Kentang
TEMPO.CO, Batu - Sebanyak 50 petani kentang di Kota Batu,
Jawa Timur, mendapat kredit Rp 3,2 miliar dari Bank Indonesia untuk
pengembangan kluster kentang seluas 40 hektare. Pengembangan kluster kentang
ditujukan untuk mengembalikan kejayaan Batu sebagai sentra produksi kentang
andalan Jawa Timur.
Menurut Luki
Budiarti, Ketua Gabungan Kelompok Tani Mitra Arjuno, Desa Sumber Brantas,
Kecamatan Bumiaji, selain di Sumber Brantas, kluster kentang dikembangkan di
wilayah Desa Tulungrejo, kecamatan yang sama. Seluruh petani tergabung dalam
Gabungan Kelompok Tani Mitra Arjuno dan Gabungan Kelompok Tani Sumber Daya,
serta Paguyuban Petani Mitra Mandiri.
“Pengembangan kluster kentang mulai Agustus lalu. BI Malang tak hanya beri kredit, tapi juga memberi bantuan teknologi, serta pemberian akses ke ahli-ahli pertanian dan memberi akses informasi pasar,” kata Luki kepada Tempo, Kamis, 15 November 2012.
Para petani baru mampu mengembangkan kluster kentang seluas 40 hektare dari potensi lahan antara 200 dan 400 hektare. Kluster kentang ini berkapasitas produksi 15-20 ton per hektare. Tahun depan ditargetkan mampu menghasilkan 30 ton kentang per hektare.
Meski belum terlalu luas, Luki sangat berharap pengembangan kluster kentang dapat mengembalikan kejayaan kentang Batu. Dulu, dari wilayah Dusun Junggo di Desa Tulungrejo hingga Sumber Brantas merupakan sentra kentang andalan Jawa Timur. Peluang menjadi produsen kentang ternama sangat terbuka karena ceruk pasar masih sangat terbuka dan terus berkembang.
Menurut dia, kualitas kentang Batu sangat bagus sehingga layak diekspor. Luki dan kawan-kawan sudah mengecek kebutuhan pasar Singapura. Pembeli dari Kalimantan juga mengakui kualitas kentang Batu. Penilaian positif ini meningkatkan semangat dan motivasi para petani.
“Untuk itu, kami sangat berharap petani lain mau bergabung dalam proyek pengembangan kluster ini. Pada awal musim hujan ini kami membudidayakan kentang dengan menggunakan mulsa,” ujar dia.
Ambisi serupa disampaikan oleh Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Batu Sugeng Pramono. Menurut Sugeng, pemerintah daerah setempat sudah berencana menjadikan wilayah Sumber Brantas. Tempat sumber air Sungai Brantas bermula sebagai sentra pembibitan dan budi daya kentang. Dana Rp 200 juta sudah dikucurkan untuk pembibitan.
Sudah lama sekali pamor kentang Batu pudar. Kebanyakan kentang yang beredar di Batu, juga di Malang kota dan kabupaten berasal Lembang, Jawa Barat, serta dataran tinggi Tosari dan Puspo di Kabupaten Pasuruan. “Insya Allah, petani Batu mampu memenuhi kebutuhan kentang di tingkat provinsi mulai 2013,” kata Sugeng.
Sekarang petani mengembangkan varietas baru kentang temuan petani Sumber Brantas. Varietas baru bernama Rudi ini diklaim mampu menghasilkan umbi sebanyak 30 ton per hektare atau dua kali lipat dari produksi rata-rata selama ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar