Jadikan Sumber Brantas Pusat Pembibitan Kentang
Dikutip dari Harian Surya : Jumat, 16 November 2012 Editor: Suyanto | Reporter : Iksan Fauzi
SURYA/IKSAN FAUZI
Rudy Madiyanto (33), menemukan varietas kentang baru dengan
nama Madisu AP4. Selama delapan tahun, ia bergelut dengan kentang hanya
ingin menemukan bibit yang saat ini sulit didapatkan petani kentang di
kampung halamannya, Desa Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu.
MADISU
berasal dari gabungan namaRudy Madiyanto dan Sugeng Cahhyoko. Kata Madi
berarti Madiyanto dan kata Su, diambil dari nama adiknya, Sugeng
Cahyoko (30).
Mereka berdua adalah anak petani sayur. Rudy
adalah sarjana pertanian Universitas Brawijaya angkatan 2002,sedangkan
Sugeng lulusan SMA Negeri 1 Batu. Keuletan mereka berdua berbuah harapan
bagi pertanian kentang di Batu.
Batu sebagai penghasil kentang
terbesar di jawa Timur, selama ini bisa menghasilkan 20 ton perhektare.
Namun, andai menggunakan bibit Madisu AP4, petani bisa menghasilkan 25
ton sampai 35 ton per hektare. Inilah keunggulan Madisu AP4.
“Kandungan
kimia dalam varietas ini, tidak terlalu banyak jika dibandingkan dengan
kentang varietas umumnya. Kelebihan lainnya, lebih resitan, artinya,
tidak mudah terserang penyakit,” papar Rudy didampingi Sugeng di screen
house miliknya, Kamis (15/11/2012).
Pembibitan yang dikembangkan
Rudy ini menggunakan sistem aeroponik (budidaya lewat ‘udara’). Yakni
bercocok tanam dengan sistem pengkabutan. Akar tanamannya menggantung di
udara dan kebutuhan nutrisinya dipenuhi dengan cara spraying
(disemprot) ke akarnya.
Sekali panen dalam waktu empat bulan,
per batang menghasilkan bibit hingga 20 buah. Produksi lebih mencapai
1,7 kg per batang, sementara kentang biasa cuma 0,8 kg.
“Ke
depan, kami perbanyak pembibitan dengan cara aeroponik, lalu digulirkan
ke petani. Daripada petani harus impor. Masyarakat akan tahu kualitas
bibit Madisu ini,” paparnya.
Sekarang varietas ini masih dalam
perlindungan varietas tanaman di Kementerian Pertanian. "Sekarang
tinggal pengesahan menjadi varietas baru oleh kementerian pertanian,"
kata Rudi.
Sebelumnya, Rudy harus dicecar di konsorsium oleh para
pakar tanaman dari berbagai daerah sebagai bentuk uji varietas, yakni
oleh, Prof Baharudi Patanjeni dari Univeritas Hasanudin, DR Ni Made
Armini Wendi dari IPB,dan dari Balitmbangalembang Bandung.
“Konsorsium
ini yang menggelar kementerian tahun 2012 ini. Prosesnya lama,
berkali-kali dibantai oleh para ahli. Tapi, Alhamdulillah lolos menjadi
varietas,” katanya.
Rencananya, Rudy akan menghargai per bibit
kentang Madisu ini Rp 1.500 sampai Rp 2.000/buah. Namun, di tingkat
petani bisa lebih murah.
Penemuan varietas baru ini mendapat
sambutan positif dari Dinas Pertanian dan Kehutanan (Distanhut) Kota
Batu, Sugeng Pramono. Kepala Distanhut bahkan akan memberi bantuan
kepada Rudy sebesar Rp 200 juta untuk mengembangkan pembibitan. Desa
Sumber Brantas juga akan disulap menjadi pusat pembibitan kentang.
“Rencananya, akhir tahun nanti sudah bisa ditularkan kepada petani kentang lainnya,” katanya.
Apresiasi
positif juga datang dari Ketua Gapoktan Mitra Arjuna, Lucky Budiarti.
Menurutnya,saat ini petani kentang butuh bibit. Menurutnya, Pemkot batu
memang ingin mengembangkan kegiatan pembibitan, kalau dipusatkan di
Sumber Brantas malah lebih bagus.
Hanya saja, persoalan selama ini
adalah kurangnya bibit kentang. Petani Batu seringkali mengambil bibit
dari Lembang Bandung, serta Pasuruan. “Kalau nanti di sini ada bibit
sendiri malah bagus,” katanya. Iksan fauzi
Biodata :
Rudy Madiyanto (33)
Lulusan STIKI (1996),
Melanjutkan sekolah di Universitas Brawijaya Fakultas Pertanian (2002)
Istri Lilik Musliah (30).
Tiga Anak : Novita Putrisari (Puput) (18), M Rizki Jayalaksana (9), M Rafi (6)
Sugeng Cahyoko (30)
Lulusan SMA 1 Batu
Isri : Sugiarti (30)
Anak : M Farel (4), M Rafael (4 bln).
Akses Surabaya.Tribunnews.com lewat perangkat mobile anda melalui alamat surabaya.tribunnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar