BATU - Go organic yang dicanangkan Pemkot Batu, terus digencarkan.
Bahkan, program pertanian dengan fokus kembali menggunakan bahan-bahan
alam untuk pemupukan maupun penyemprotan itu, menjadi mata pelajaran di
sekolah-sekolah.
‘’Tujuan gerakan go organic ini, agar makin mengena kepada masyarakat
termasuk anak-anak sekolah. Jadi, proses-proses pertanian organik itu
bisa menjadi sebuah pelajaran di sekolah,’’ ungkap Wakil Walikota Batu,
Punjul Santoso.
Teknis pelaksanaan gerakan Batu go organic, menjadi wewenang Dinas
Pendidikan Pemuda dan Olahraga. Dinas Pendidikan bisa melakukan itu,
bekerjasama dengan Dinas Pertanian dan Kehutanan serta Kantor Lingkungan
Hidup.
Pelajaran Batu go organic bisa menjadi muatan lokal (mulok), bagi siswa
SD maupun SMP. Siswa juga akan belajar sesuai kurikulum yang dibuat
Dinas Pendidikan, sehingga program go organic semakin dipahami mereka.
Menurutnya, pertanian go organic itu bukan hanya ditujukan kepada petani
semata. Tetapi masyarakat umum termasuk para pelaku wisata di kota ini.
Masyarakat bisa memulai bertani kecil-kecilan di halaman rumah dengan
memanfaatkan pupuk organik. Sedangkan pihak hotel dan restoran, sudah
ikutan program tersebut.
Budi Santoso, Kepala Dindik Kota Batu menyatakan, bahwa pada tahun
pelajaran 2014-2015 sudah mulai merancang materi pelajaran mulok program
go organic. Pihaknya malahan telah membentuk tim khusus, untuk
menangani mulok itu.
"Sudah ada tim yang membuat buku mulok Batu go organic. Buku tersebut,
harus benar-benar dirancang sesuai tujuan yang diharapkan pada gerakan
go organic,’’ kata Tossi, sapaan akrabnya.
Buku tersebut, dikatakan tidak boleh memiliki nasib yang sama dengan
pelajaran Lingkungan Hidup beberapa waktu lalu. Saat itu, buku
Lingkungan Hidup terselip materi bahasan gemblak Warok Reog Ponorogo,
yang mematik protes keras hingga akhirnya ditarik. (feb/lyo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar