MALANG POST – Satu kebijakan spektakular, diberlakukan Pemkot Batu,
mulai 2014 mendatang. Biaya sekolah sedikitnya 35 ribu siswa se Kota
Batu, gratis. Siswa sekolah mulai SD, SMP hingga SMA sederajat, tidak
lagi dipungut biaya satu rupiah pun.
‘’Semua gratis. Tidak hanya biaya sekolah, baju seragam dan alat-alat
sekolah ditanggung pemerintah. Sekolah tidak boleh lagi melakukan
pungutan pada orang tua siswa,’’ kata Eddy Rumpoko, Wali Kota Batu
kepada Malang Post, usai menerima DIPA 2014 di Gedung Negara Grahadi,
Selasa siang.
Pemerintah Kota Batu, mendapat Dana Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA),
tahun pagu 2014 sebesar Rp 654,502 miliar. Tetapi, dari anggaran sebesar
itu, yang menjadi hak milik Kota Batu hanya sebesar Rp 524,19 miliar
dan sisanya Rp 130,3 miliar adalah anggaran titipan belanja pemerintah
pusat.
Dibanding tahun pagu 2013 lalu, anggaran DIPA Pemkot Batu mengalami
kenaikan cukup drastis. Karena, DIPA 2013 yang menjadi hak milik Pemkot
Batu, hanya sekitar Rp 300 miliar atau naik dikisaran 75 persen.
‘’Semakin besar kepercayaan pemerintah pusat ke kota Batu, maka
kebijakan yang kita ambil akan semakin berpihak untuk rakyat. Contohnya,
sekolah gratis sudah kita mulai tahun depan,’’ ujar Eddy memastikan.
Dikatakan Eddy, kebijakan sekolah gratis bukanlah persoalan berani atau
tidak berani. Tetapi, sekolah gratis lebih mencerminkan kesiapan
pemerintah Kota Batu dalam memberikan pelayanan maksimal kepada
masyarakatnya.
Dengan progam ini, lanjut dia, kesetaraan mendapatkan jenjang pendidikan
yang layak menjadi merata. Tidak ada lagi alasan, anak orang tidak
mampu, tidak bisa menempuh sekolah tinggi, hanya karena faktor biaya.
‘’Ini kebijakan pro rakyat. Di Batu mulai 2014 tidak boleh ada lagi
alasan anaknya tidak sekolah karena kesulitan biaya. Semua harus
sekolah. Semua harus melek huruf. Swasta dan negeri semua gratis,’’
ungkap mantan ketua Forum Komunikasi Putra Putri ABRI (FKPPI) ini.
Agar kebijakan berjalan lancar, kata Eddy, Pemkot Batu mengalokasikan
dana APBD sebesar Rp 46,47 miliar lebih. Penyerapan anggaran paling
banyak sangat dimungkinkan untuk siswa tingkat Sekolah Dasar dan
sederajat. Kemudian SMP sederajat dan SMA/SMK sederajat.
‘’Latar belakang masyarakat Batu sebagai petani tentu akan bangga, kalau
anaknya bisa sekolah semua. Mereka, akan bangga, anaknya memiliki
pendidikan lebih tinggi dibanding orang tuanya. Cita-cita orang tua itu
pasti anaknya lebih majudibanding orang tuanya. Dan sarananya, salah
satunya, sekolah kita gratiskan,’’ kata ayah tiga orang anak ini.
Batu yang sekarang dikenal sebagai Kota Wisata, sebenarnya menjadi daya
tarik investor untuk mendirikan sekolah favorit (sekolah mahal). Tidak
hanya dari Surabaya, investor dari Jakarta pun ingin mendirikan sekolah
favorit di Batu karena prospeknya cukup menjanjikan.
Tetapi, ungkap Eddy, investor hanya bisa gigit jari. Karena, semua
investor yang ingin mendirikan sekolah di Batu ditolaknya. Alasannya,
jika sekolah favorit dibiarkan berdiri justru hanya akan membuat
masyarakat menjadi terkotak-kotak.
‘’Saya tidak mau itu terjadi di wilayah saya. Semua anak sekolah harus
memiliki kesetaraan yang sama. Kalau ingin menempuh pendidikan lebih,
silakan ke luar kota Batu. Mungkin di Malang, Surabaya atau daerah lain
di Indonesia. Tapi, berapa sih jumlahnya yang bisa seperti itu,’’
ujarnya bernada tanya.
Ditanya soal jika ada keinginan masyarakat untuk berpartipasi dalam
dunia pendidikan di Batu, Eddy menyebutkan, cukup untuk kegiatan
ekstrakurikuler. Artinya, kewajiban biaya yang sudah menjadi tanggung
jawab Pemkot Batu, tidak perlu disumbang peran serta masyarakat.
‘’Misalnya, sekolah ingin mengadakan rekreasi. Silakan, kalau ada orang
tua ingin partisipasi untuk kegiatan di sekolah anaknya. Tetapi, tetap
harus sharing dengan kebijakan yang sudah diterapkan di sekolah. Kalau
untuk urusan pokok, semua sudah kami tanggung,’’ pungkasnya.
Ditemui Malang Post usai acara, Gubernur Jatim sangat memuji kebijakan
yang diambil Pemkot Batu. Karena, kebijakan APBD pro rakyat yang
dipeloporinya lebih membumi jika Pemkab/Pemkot se Jatim mencontoh Pemkot
Batu.
‘’Utamakan rakyat. Sekolah gratis tentu akan sangat membantu beban hidup
masyarakat. Apalagi, masyarakat yang belum beruntung. Contoh seperti
ini akan lebih baik, jika ditiru semua pemerintahan di Jatim,’’ kata
Soekarwo. (has)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar