Angkat Tema Air Bicara, Tim Saber Pungli Batu Kembali Nyemplung Kali

Program berbasis lingkungan Saber Pungli (Sapu Bersih Sampah Nyemplung Kali) terus digenjot Pemkot Kota Wisata Batu (KWB). Minggu pagi tadi (10/9/2017) tim Saber Pungli kembali nyemplung kali di kawasan Jl Lesti Kota Batu hingga Kampung Kauman.
Tim yang terdiri dari BPBD Kota Batu, Forum PRB Batu, Gusdurian Kota Batu, Relawan SMK, Dinas Lingkungan Hidup Pemkot Batu, Batu Local Guide (BLG), dan relawan dari TIMES Lovers ini berjibaku membersihkan sungai dari sampah. "Kegiatan ini patut diapresiasi, dinas lingkungan hidup sangat mendukung kegiatan untuk lingkungan Kota Wisata Batu," ujar Arief As Siddiq, kepala Dinas Lingkungan Hidup KWB.
Menurutnya, esensi dan tujuan dari Saber Pungli ini adalah kepedulian pada air. Apalagi Kota Batu ini gudang sumber air yang menyuplai banyak kota di Jatim. Mulai dari Kota Malang hingga Kota Surabaya.
 "Jadi bisa dikatakan bahwa gerakan ini tidak hanya sekedar bersih-bersih sampah sungai, tanam pohon, pertunjukan seni atau diskusi rame-rame, tapi membuat Air Bicara. Artinya ada ada social movement for ecological culture. Sebuah gerakan sosial untuk kebudayaan yang ekologis," papar Arief.
Sementara, Kepala BPBD Kota Batu Sasmito menambahkan, Saber Pungli ini merupakan gerakan nyata plus penyadaran pada lingkungan sekitar. Jadi tidak hanya wacana saja, namun riil dilakukan di lapangan.
Parameter keberhasilan gerakan ini, sambung dia, adalah sejauh apa dan seberapa besar kesadaran dan keterlibatan semua elemen masyarakat untuk saling silang berkontribusi dalam gerakan ini dengan kemampuan dan bidangnya masing-masing. "Karakter utama dari gerakan ini adalah kontributif dan solutif, gerakan ini bukan ajang saling memuji atau mencaci, tapi mencari solusi dalam setiap problem lingkungan yang dihadapi dengan cara bersinergi," ujarnya.
Didin Darianto, aktivis FPRB, mengamini kedua pejabat ini. Didin memandang bahwa dampak dari persoalan lingkungan yang ada akan dirasakan secara luas oleh semua lapisan masyarakat. Tidak memandang profesi, agama,  dan strata sosial. 
"Jadi persoalan lingkungan adalah persoalan kita bersama. Persoalan lingkungan ini akan terasa berat jika dihadapi sendiri-sendiri, tetapi menjadi lebih ringan jika dihadapi dengan cara bersinergi. Semoga lelah kita berbuah sebagai ibadah," ujar Didin.
Sebagaimana diketahui, Kota Batu adalah hulu Sungai Brantas yang menghidupi sedikitnya 14 daerah di Jawa Timur. Memastikan hulu sungai Brantas bersih dari sampah dan polusi adalah penting bagi keberlanjutan kehidupan yang bergantung darinya.
Sumber : Time Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar