BATU - Tingginya
erosi tanah di lahan pertanian di daerah Sumberbrantas, Kecamatan
Bumiaji turut menyumbang sedimentasi di aliras sungai Brantas dan
Bendungan Sutami, Kabupaten Malang.
Terkait hal tersebut Dinas Pertanian dan Kehutanan Pemkot Batu mengajukan pembangunan dam penahan di sepanjang DAS Brantas Kota Batu dalam RAPBD tahun 2016. Dam ini berfungsi menahan sedimen seperti tanah dan pasir tanah tegalan di wilayah Desa Sumberbrantas.
"Sedimen dari atas ini akan tertahan di dam biar tidak terbawa hingga di bendungan, selain mencegah sedimentasi di bendungan, endapan di dam penahan bisa dipergunakan lagi oleh masyarakat," jelas Heru Waskito, Kabid Kehutanan dan Perkebunan.
Selain itu dam penahan ini berfungsi juga menahan kandungan nitrogen yang ada di sedimen. Zat ini yang menyebabkan racun yang bisa mematikan ekosistem. Dam penahan ini juga berfungsi untuk menahan longsoran, Direncanakan akan dibangun di Sumberbrantas hingga Dusun Junggo sebanyak 15 titik. Hanya saja pelaksanaan akan dilaksanakan secara bertahap. Tahun 2016 akan dibangun terlebih dahulu tiga titik dam.
Dari Rp 26 miliar ajuan anggaran Dinas Pertanian dan Kehutanan, Bidang Kehutanan dan Perkebunan hanya mendapatkan Rp 300 juta. Direncanakan alokasi anggaran tersebut akan dipergunakan selain untuk membangun dam penahan, juga dipergunakan untuk membudidayakan jahe organik dan penghijauan.
Di tempat terpisah, Sekretaris Perusahaan, Perum Jasa Tirta (PJT) 1, Ulie Mospar Dewanto menjelaskan perladangan terbuka di kawasan kritis memberikan sumbangan terbesar dari pencemaran sungai.
Ulie mencontohkan banyak ladang kritis ditemukan di wilayah Kota Batu, khususnya di wilayah Sumberbrantas. Terlebih ladang ini ditanami sayuran yang sebenarnya penanaman sayuran ini tidak ramah lingkungan, karena tidak bisa menahan air. Akhirnya tanah yang ada di ladang ini masuk ke dalam sungai hingga menimbulkan sedimentasi. “Sampai sekarang kita belum tahu bagaimana cara menanganinya,” tegasnya.
Sedimen ini mengancam keberadaan Waduk Sengguruh dan Waduk Sutami yang menjadi perlindungan daerah untuk tangkapan hujan dan pengendalian sedimentasi. “Waduk Sutami ini jantungnya Sungai Brantas dan Jawa Timur, kalau sampai Sutami tertutup, siap-siap warga Surabaya pindah ke Batu semua,” ujar Ulie. (muh/nda)
Terkait hal tersebut Dinas Pertanian dan Kehutanan Pemkot Batu mengajukan pembangunan dam penahan di sepanjang DAS Brantas Kota Batu dalam RAPBD tahun 2016. Dam ini berfungsi menahan sedimen seperti tanah dan pasir tanah tegalan di wilayah Desa Sumberbrantas.
"Sedimen dari atas ini akan tertahan di dam biar tidak terbawa hingga di bendungan, selain mencegah sedimentasi di bendungan, endapan di dam penahan bisa dipergunakan lagi oleh masyarakat," jelas Heru Waskito, Kabid Kehutanan dan Perkebunan.
Selain itu dam penahan ini berfungsi juga menahan kandungan nitrogen yang ada di sedimen. Zat ini yang menyebabkan racun yang bisa mematikan ekosistem. Dam penahan ini juga berfungsi untuk menahan longsoran, Direncanakan akan dibangun di Sumberbrantas hingga Dusun Junggo sebanyak 15 titik. Hanya saja pelaksanaan akan dilaksanakan secara bertahap. Tahun 2016 akan dibangun terlebih dahulu tiga titik dam.
Dari Rp 26 miliar ajuan anggaran Dinas Pertanian dan Kehutanan, Bidang Kehutanan dan Perkebunan hanya mendapatkan Rp 300 juta. Direncanakan alokasi anggaran tersebut akan dipergunakan selain untuk membangun dam penahan, juga dipergunakan untuk membudidayakan jahe organik dan penghijauan.
Di tempat terpisah, Sekretaris Perusahaan, Perum Jasa Tirta (PJT) 1, Ulie Mospar Dewanto menjelaskan perladangan terbuka di kawasan kritis memberikan sumbangan terbesar dari pencemaran sungai.
Ulie mencontohkan banyak ladang kritis ditemukan di wilayah Kota Batu, khususnya di wilayah Sumberbrantas. Terlebih ladang ini ditanami sayuran yang sebenarnya penanaman sayuran ini tidak ramah lingkungan, karena tidak bisa menahan air. Akhirnya tanah yang ada di ladang ini masuk ke dalam sungai hingga menimbulkan sedimentasi. “Sampai sekarang kita belum tahu bagaimana cara menanganinya,” tegasnya.
Sedimen ini mengancam keberadaan Waduk Sengguruh dan Waduk Sutami yang menjadi perlindungan daerah untuk tangkapan hujan dan pengendalian sedimentasi. “Waduk Sutami ini jantungnya Sungai Brantas dan Jawa Timur, kalau sampai Sutami tertutup, siap-siap warga Surabaya pindah ke Batu semua,” ujar Ulie. (muh/nda)
Sumber : Malang Ekspress
Tidak ada komentar:
Posting Komentar