Model Makam Dinger Cocok untuk Objek Fotografi

KOTA BATU – Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Batu bekerja sama dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya Trowulan Mojokerto melakukan penggalian data atau eskavasi di Makam Dinger di Dusun Wonorejo, Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji. Itu untuk merencanakan membuat objek wisata di daerah bersejarah itu. Objek bangunan tua itu potensial untuk wisata fotografi.
Eskavasi makam Dinger itu bertujuan untuk menjaga kelestarian cagar budaya. Sebab untuk Tahun 2016 mendatang akan difungsikan sebagai sebuah tempat wisata. Nugroho Harjo Lukito, ketua tim Ground Check Balai Pelestarian Cagar Budaya Trowulan Mojokerto mengatakan, pihaknya mencari data di sekitar makam Dinger. Sebab nantinya akan dikembangkan, seperti membangun sarana dan prasarana.
”Kami takutkan setelah pengembangan sekitar makam Dinger ada barang
bersejarah lainnya,” kata Nugroho, Kamis (12/11) siang.
Dia mengatakan yang terpenting nilai sejarah, dari makam Dinger yang bisa dipertahankan. Menurutnya arsitektur bangunan mausoleum sangat langka di Jawa Timur, bahkan di Indonesia. Dahulu bangunan itu digunakan untuk menyimpan jasad Dinger, seorang warga Belanda. Namun pada tahun 1970 an, jasadnya dipindahkan ke Belanda. Sehingga makam itu kosong tidak ada jasadnya.
Dulu, makam itu dikelilingi oleh kolam dan pepohonan yang besar dan rindang. Namun sekitar tahun 1970 an, jasad dipindahkan dan air yang mengisi kolam mati. Sehingga makam itu tidak terurus. Masyarakat banyak yang mengambil barang-barang di dalam makam, seperti kaca jendela. Lahan di sekitar pun dibuat sawah dan tanahnya disertifikatkan.
Saat eskavasi, ada empat penggalian di depan makam. Masing-masing penggalian antara 80 sentimeter. Dia mengatakan ditemukan batu bekas jalan makadam. Dia berharap menemukan dokumen atau data, namun tidak ditemukan sama sekali.
Dia merekomendasikan kepada Disparbud Pemkot Batu untuk menjadikan wisata sejarah. Makam itu bisa dipoles ulang dengan mengecat warna yang sama. Sehingga menarik untuk lokasi foto. Nantinya juga bisa dipajang catatan sejarah tentang makam Dinger itu.
”Nilai arsitektur bangunannya cocok digunakan untuk pemotretan,” kata Nugroho.
Sementara itu, staf arkeologi Disparbud Pemkot Batu Noerad Adi mengatakan akan merencanakan sebagai objek wisata. Namun harus ada kajian dahulu oleh arkeolog, sehingga saat pengembangan tidak terjadi permasalahan. ”Kami tidak mau ada masalah saat pengembangan nantinya,” kata Noerad.(asa/lid)
Sumber : Radar Malang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar