Lima wajan atau penggorengan tertata dan tersebar di rumah Kepala Desa Tulungrejo, Rabu (11/10/2017) pagi.
Wajan berukuran besar itu merupakan sarana utama untuk mengaduk jenang kemoleh yang diadakan untuk peringatan Selametan Desa Tulungrejo.
Siapa sangka tradisi njenang bareng (membuat jenang secara bersma-sama) ini sudah lama tidak dilakukan oleh warga, hampir 40 tahun lalu. Oleh karena itu, tradisi ini kembali dihidupkan untuk menyatukan warga Desa Tulungrejo.Lima wajan ini untuk masing-masing dusun yang mengaduk jenang. Bahan-bahan yang digunakan untuk adonan jenang yakni gula merah, wajik, beras ketan, santan kelapa.
Setiap bahan rata-rata butuh sekitar 50 kilogram lebih. Dibutuhkan juga 500 buah kelapa. Untuk satu wajan berisi adonan jenang bisa dikerumuni puluhan waga yang bergantian mengaduknya.
Raut wajah warga Tulungrejo yang mengikuti kegiatan Njenang Bareng terlihat sangat bersemangat, tak jarang mereka menyemangati dirinya sendiri dengan berteriak.
Padahal mereka diselimuti oleh asap yang berasal dari tungku. Mereka mengaduk jenang secara bergantian. Mereka yang mengaduk jenang ini tak pandang usia. Mulai dari anak muda, remaja, hingga kakek berusia lanjut.
Walaupun mata mereka pedas karena paparan asap, mereka tetap bersemangat mengaduk jenang hingga matang menggunakan alat pengaduk besar yang terbuat dari kayu. Tradisi ini ternyata mampu membuat guyub warga Desa Tulungrejo.
Karena terlihat mereka saling bergantian mengaduknya. Kepala Desa Tulungrejo, Suliyono mengatakan dengan njenang bareng ini membuat komitmen baru bagi warga desa.
"Yakni kami berkomitmen agar Desa ini maju. Diawali dengan kerukunan dan keguyuban warga sini," kata dia. Intinya, lanjut dia, ialah guyub rukun serta melestarikan budaya di desa. Jenang ini nanti akan dimakan bersama untuk warga sekitar.
Khamim, mengatakan rasa keguyuban ini yang sangat dirindukan. Apalagi, menurutnya kegiatan njenang bareng ini ada pembagian tugas."Ibu-ibunya yang mengemas jenang dibungkus daun pisang. Jenang ini akan dibagi ke warga sekitar. Siapa saja yang mau boleh ikut makan juga," kata dia. Dikatakannya, siang mengaduk jenang bersama, malamnya warga desa melakukan syukuran dengan berdoa bersama. Satu hari full warga Desa Tulungrejo mengadakan kegiatan selametan desa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar