Rabu, 13 Agustus 2014 20:28 WIB
SURYA Online, BATU - Kutu sisik seringkali menjadi masalah utama yang harus dihadapi para petani apel di Kota Batu. Jika pohon apel terserang penyakit ini, maka akan menyebabkan gagal panen atau buah mengecil.
Menurut Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan (Distanhut), Arif As Shidiq, kutu sisik ini merupakan penyakit apel yang unik tapi tidak perlu membeli obat dengan harga mahal untuk membasmi kutu sisik.
Arif memiliki trik, yakni petani harus telaten dan sigap mencegah dan mengantisipasi secara dini. “Kalau telaten ke kebun, maka akan tahu adanya kutu sisik. Ketika tahu, harus segera dibersihkan (pohon yang diserang kutu sisik),” beber mantan Camat Batu ini, Rabu (13/8/2014).
Ia mengatakan, jika pohon-pohon apel sudah terserang cukup parah, maka diperlukan obat-obatan mahal. Namun jika petani telaten datang ke kebunnya, kutu sisik bisa langsung dibersihkan.
“Kalau tidak rajin, diserang satu pohon, dua pohon, tiga pohon, akhirnya merantak. Kalau sama-sama mencegah, tidak berkembang,” jelasnya sembari menyebut kutu sisik menyerang pada masa pancaroba.
Lahan apel di Kota Batu saat ini tinggal 1.600 hektare dengan total produksi kurang lebih sekitar 150 ton/bulan. Arif berharap, dengan konsep memberikan semangat dan meningkatkan sumberdaya manusia dalam mengelola apel, produksi apel bisa meningkat lagi.
“Notabene apel sangat bagus bagi perekonomian masyarakat, saya yakin apel bisa berkembang. Kami berharap masyarakat petani terus bersemangat meningkatkan sumberdaya, kompak, saling berbagi manakala ada masalah, dinas akan mendampingi. Kami tahu persis perkembangan apel sangat menguntungkan,” pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar