Selasa, 12 Agustus 2014 20:34 WIB
SURYA Online, BATU - Perkembangan pembangunan di Kota Batu ikut menaikkan harga tanah di penjuru kota. Bahkan, di kawasan pertanian, terutama Kecamatan Bumiaji, harga tanah mencapai Rp 2 juta per meter persegi.
Camat Bumiaji, Aries Imam Wahyono mengungakapkan, di Batu tidak ada lagi tanah murah. Khsuus kawasan Dusun Junggo Desa Tulungrejo, saat ini harga tanah sekitar Rp 2 juta. Ia berharap, mahalnya harga tanah itu tidak membuat petani pemilik lahan menjualnya untuk alih fungsi bangunan.
Aries mengaku, memang banyak transaksi jual beli tanah, tapi hingga saat ini tidak untuk bangunan. Aries ingin mempertahankan tanah produktif di wilayahnya itu menjadi basis pertanian untuk menunjang pariwisata.
“(Memang) Perizinan terfokus, terserah nanti dibuat apa, itu bagian perizinan. Tapi nampaknya, di wilayah utara (Bumiaji), kami masih bertahan untuk tanaman wisata agro,” terang Aries usai mengikuti pembinaan pejabat eselon IV di Pendopo, Selasa (12/8/2014).
Pantauan Surya Online, salah satu investor akan membangun resort di Dusun Junggo. Saat ini, sebagian lahan dari sekitar 1,3 hektare telah diratakan. Namun, berdasar desain dari investor, Junggo View berbentuk rumah panggung.
“Tanaman apel (yang ada) dipindah sementara, nanti bentuknya rumah panggung, di bawahnya ada tanaman apel yang sudah diremajakan. Seperti bangunan di tengah tanaman apel,” katanya.
Wilayah Bumiaji merupakan penghasil buah apel. Saat ini, produktivitas dari tahun ke tahun menurun. Banyak petani mengalihkan ke tanaman jeruk 55 dan stroberi. Hal itu disebabkan tanah di lahan tanaman apel sudah jenuh, tanaman apel sudah terlalu tua.
“Kan harus ada peremajaan. Dulu buahnya besar-besar, sekarang kecil-kecil. Tapi, dengan program pertanian organik sangat bagus, akan ada revitalisasi lahan,” terangnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar