Pemkot Batu Prihatinkan Kondisi Hutan



MALANGTIMESMuhammad Agus Salim 16-07-2014 - 07:23 WIB Pemerintah Kota Batu terus berupaya untuk mengabadikan ‘trade mark’ Kota Batu sebagai kota dingin. Namun sayangnya, usaha itu harus berbenturan dengan kenyataan yang menunjukan hasil berbeda. Luasan hutan  hutan di sekitar Kota Batu semakin lama semakin mengecil.
Jumlah itu diperparah dengan belum terpenuhinya Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Batu. Hingga saat ini luasan RTH di Kota Batu masih minim. Sedikitnya Pemkot Batu membutuhkan 600 hektar lagi jika ingin Kota Batu selalu sejuk sepanjang hari.
Pemerintah Kota Batu melalui Kepala Bagian Humas Kota Batu, Sinal Abidin menyatakan keprihatinnnya dengan berbagai tindakan perusakan hutan baik yang ‘legal’ maupun illegal. Saat ini kata Sinal, banyak masyarakat Kota Batu yang tetap melakukan aktivitas ekonomi yang menggunakan lahan-lahan hutan. “Padahal hutan itu sangat penting fungsinya untuk menjaga iklim di Kota Batu ini,” katanya kepada MALANGTIMES.
Ditambahkan Sinal, bukan hanya soal ‘hawa dingin’ yang dibutuhkan, namun juga soal keseimbangan alam Kota Batu yang memang membutuhkan kesejukan sepanjang masa. Ia mencontohkan, menurunnya kualitas dan kuantitas tanaman buah apel dan juga tanaman buah lain di Kota Batu karena hawa sejuk Kota Batu perlahan sudah mulai hilang. “Saat ini Kota Batu kan tidak lagi dingin sebagaimana dahulu. Lha, kita ini kan harus berfikir jangan sampai kondisi buruk ini berlanjut,” katanya.
“Salah satunya cara adalah mengurangi aktivitas ekonomi  masyarakat yang selalu menggantungkan pekerjaannya di hutan. Ini harus dikurangi  dan pada saatnya sudah harus tidak ada sama sekali,” katanya.
Salah satu komunitas yang dinilai sering melakukan aktivitas di lahan-lahan hutan adalah kelompok Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH). Menurut nya  kendati aktivitas mereka legal karena memang kerjasama dengan Perhutani namun lambat laun jika tidak dikontrol akan sangat berpengaruh pada kelestarian hutan di sekitar Kota Batu. “Ya boleh saja sepanjang  taat aturan. Namun kan nggak mungkin kegiatan masuk hutan itu akan berlanjut terus. Ya kalau kita bisa awasi terus. Kalau tidak, maka akan semakin rusak saja hutan-hutan sekitar Kota Batu,” katanya.
Kondisi itu diperparah dengan berbagai aktivitas masyarakat lain yang illegal. Menurutnya luasan hutan yang sangat banyak membuat kontrol bagi perhutani atau yang lain terkesan longgar. Oleh karenanya Pemkot Batu menyerukan kepada masyarakat untuk mulai berupaya meninggalkan pekerjaan dengan memanfaatkan lahan-lahan hutan konservasi. (gus)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar