Pegiat Wisata Kelinci Butuh
Showroom
Senin, 25 Februari 2013 20:11 WIB | Editor:
parmin | Reporter : Iksan Fauzi
SURYA Online, BATU - Desa Bulukerto telah digalakkan menjadi desa wisata
kelinci oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Batu. Di sana, sedikitinya ada 15
peternak kelinci hias yang dijadikan daya tarik wisatawan luar kota. Terakhir,
Desember 2012 lalu, rombongan wisawatan dari Banyuwangi kepincut menengok
peternak kelinci Desa Bulukerto.
Keberadaan desa wisata kelinci Bulukerto tidak lepas dari jasa para pegiat
peternak kelinci yang sudah dilakoninya sejak belasan tahun lalu. Dari jasa
mereka, kemudian potensi desa muncul guna diperlihatkan kepada kalayak umum
wisatawan.
Salah satu peternak kelinci sekaligus pegiat desa wisata Bulukerto, Rudiono
(25) mengaku sudah puluhan rombongan wisawatan datang di kandangnya. Baik hanya
sekadar melihat, studi banding, maupun membeli kelinci-kelinci peliharaannya.
“Memang banyak yang berkunjung ke sini dan peternak kelinci di desa ini, tapi
kasihan kelincinya kalau didatangi banyak orang. Bisa-bisa stress,” terang
Rudiono, saat ditemui di kandang kelinci yang berada di belakang rumahnya di
Jalan Nurhadi 19 RT 04 RW 01 Dusun Cangar, Senin (25/2/2013).
Rudi berharap, ada kepedulian dari Pemkot Batu melakukan kerjasama dengan
pegiat kelinci hias dalam pembuatan showroom. Showroom nantinya, kata Rudi,
dikhususkan bagi wisawatan yang ingin melihat kelinci-kelinci hias hasil
ternakan warga.
Untuk saat ini, Rudi memiliki 120 ekor kelinci. Kelinci-kelinci itu terdiri
dari empat jenis, yaitu, rex, dutch, fuzzy lop, dan angora. Menurutnya, kelinci
yang menarik dilihat itu biasanya kualitas gennya keturunan pertama, kalau
angora Inggris panjang bulu di telingganya melebih daun telinga, dan bulu tidak
kusut.
“Perlu ada pembinaan perawatan terhadap kelinci hias, agar nanti kelinci yang
dipajang betul-betul menarik untuk ditonton. Selama ini kami tidak tahu itu,
cuma menjual saja,” ujar Rudi yang tahun lalu mengikuti kontes kelinci hias di
Jakarta.
Kepala Dinas Pariwisata (Disparta) Kota Batu, Mistin mengatakan, untuk
mengembangkan desa wisata, pihaknya menginginkan adanya usulan dari masyarakat.
Ketika nanti ada usulan, Disparta bisa memfasilitasi dalam pembinaan.
“Kami harapkan masing masing desa bisa berinovasi. Nanti bisa bekerjasama
antarPokdarwis dalam mengembangkan potensi desa wisatanya,” ujar Mistin.
Ia mencontohkan, Kepala Desa Sidomulyo saat coffee morning mengungkapkan, di
desanya ada lapangan tempat pemberhentian bus untuk petik apel.
“Beliau menghimbau, desa lain yang ingin mempromosikan desanya, bisa
menyebarkan brosur di sana,” kata Mistin.
Ia menambahkan, tidak lama lagi, pihaknya akan membina pamuwisata masing-masing
desa untuk diajari bahasa asing dan melayani wisatawan. Setelah ada pembinaan
itu, Disparta akan bekerjasama dengan agen travel.
“Para pramuwisata nanti bisa masuk ke bus dan menjelaskan potensi di
masing-masing desa wisatanya. Ini diharapkan bisa meningkatkan kunjungan
wisawatan ke desa wisata,” pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar