Kuliner ayam bakar memang sudah banyak dikenal orang, bahkan juga
menjadi menu favorit dalam setiap moment. Di Desa Tulungrejo, Kecamatan
Bumiaji ternyata ayam bakar menjadi salah satu ciri khas makanan daerah
tersebut.
Meski menjadi makanan khas daerah tersebut, tidak banyak dari
warganya yang menyuguhkan makanan itu di warung. Tapi jika wisatawan
penasaran dengan ayam bakar satu ini bisa dinikmati di tempat wisata
batu dikenal dengan nama Oyot (Obyek Wisata Coban Talun).
Ya di sana terdapat warung yang didesain layaknya akar pohon cukup
besar. Di sana menyuguhkan masakan khas ini seharga Rp 20 ribu per
porsinya.
Lalu apa yang menjadikan kuliner satu ini menjadi masakan khas daerah
sana? Ya, karena memiliki bumbu-bumbu atau rempah-rempah dengan racikan
yang berbeda dari umumnya. Hnya warga Desa Tulungrejo, Kecamatan
Bumiaji yang mengetahui resep ayam bakar ini.
“Jadi ayam bakar desa sini beda dari yang lain. Bisa dikatakan
khasnya, karena memang punya cita rasa yang kaya dan banyak
rempah-rempahnya. Intinya beda dengan resep pada umumnya,” ungkap
Winarto Slamet, Marketing Oyot sekaligus warga Desa Tulungrejo,
Kecamatan Bumiaji.
Bahkan mulanya bahan dasar ayamnya bukan ayam kampung saat ini.
Melainkan ayam yang memang khas dari hutan Coban Talun. Karena alasan
itu juga warga menjadikan makanan ini menjadi khas daerah setempat.
Rasanya saat menggunakan ayam khas Hutan Coban Talun adalah daging
empuk dan berbeda dari yang lainnya. Apalagi dengan cita rasa bumbu khas
rasanya manis dan pedas bergejolak pada lidah, sehingga membuat rasa
ketagihan saat dimakan.
“Kenapa khas, salah satunya juga kalau orang terdahulu pasti cari
ayam di hutan Coban Talun. Dan rasanya benar-benar luar biasa, ya tapi
itu kita tidak menggunakan ayam di sana,” imbuhnya.
Namun seiring dengan berjalannya waktu populasi ayam di hutan Coban
Talun kian menipis, yang akhirnya membuat warga setempat memilih untuk
menggunakan bahan dasar ayam kampung. Meski diganti, tetapi cita rasa
daging tidak jauh berbeda dengan sebelumnya.
“Karena lama-lama susah cari ayam di hutan Coban Talun. Akhirnya
warga setempat mencari bahan dasar lainnya. Tapi rasa ayamnya gak jauh
beda,” jelas Winarto.
Karena itu wana wisata yang baru saja hadir itu menyuguhkan masakan
khas tersebut agar bisa dinikmati wisatawan. Sekaligus mengenalkan menu
andalan sebagai desa wisata yang ada di Kota Batu.
Dengan harga Rp 20 per porsinya selain mendapatkan ayam dan nasi,
juga terdapat lauk tempe dan sayur mayur, semakin nikmat dengan sambal
matang yang semakin membuat menu saat ini tambah lengkap.
Sumber : http://www.batutimes.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar