Senin, 26 Maret 2018

Workshop Teknis Persiapan LCCK Provinsi Jawa Timur


KIM Anjasmoro Kota Batu- Dinas Kominfo Jawa Timur pada Senin (26-03-2018) mengadakan Workshop sebagai bentuk persiapan KIM dalam mengikuti Lomba Cerdik Cermat Komunikatif (LCCK) di bulan April 2018. Peserta diikuti oleh 1 orang perwakilan KIM dan 1 orang Pembina KIM dari Kabupaten  Kota di Jawa Timur.
Acara dibuka oleh Kabid Kominfo Jatim Ambar Sulistyorini mewakili Kepala Dinas Kominfo Jawa Timur.
Menurut Eko Setiawan Kasi Sumberdaya Komunikasi Publik di Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Timur. Untuk menjadi peserta LCCK, KIM harus memenuhi syarat administrasi, dan sudah terdaftar di Website KIM Jawa Timur. Registrasi dilakukan dengan mengupload SK KIM dalam bentuk file Jpg disertai dengan mengisi data KIM baik nama Ketua KIM beserta KTP dan Pembina KIM beserta copy KTPnya. Yang  telah melaksanakan sosialisasi digital kepada masyarakat yang dibuktikan dengan dokumentasi foto dan video.
(Arif E Perwakilan KIM Anjasmoro Desa Tulungrejo di dampingi Gatot dari Dinas Kominfo Kota Batu)

Seleksi LCCK tahun ini dilakukan berbeda dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Tahun sebelumnya seleksi dimulai ditingkatan Bakorwil, saat ini sudah ditiadakan per Bakorwil karena jumlah Kabupaten Kota disetiap Bakorwil jumlahnya berbeda-beda sehingga tidak seimbang.
Tujuan dilaksanakan workshop pada siang hari ini agar pengurus KIM bisa menjadi agen informasi di masyarakat sekaligus bisa menjadi reporter kegiatan yang dilakukan di desanya yang hasilnya dituliskan dalam wesbsitenya KIM.
Peserta sangat antusias mengikuti Workshop terbukti dengan banyak pertanyaan yang diajukan kepada narasumber dan semua  peserta mengikuti dari awal hingga berakhirnya acara. *(arif)


Selasa, 20 Maret 2018

Gadis Cantik Asal Bali Ini Sampaikan Harapannya Jelang Nyepi di Kota Batu

Khidmatnya upacara tawur kesanga di Lapangan Junggo Kota Batu, Jumat  tidak hanya diikuti umat Hindu Malang Raya.
Ni Made Rahayu Framutya Sari ini misalnya. Gadis cantik asal Denpasar Bali, turut mengikuti rangkaian sembahyang jelang Nyepi 1940 dengan penuh khidmat dan suka cita.
“Tahun lalu juga merayakan di Kota Batu ini. Tapi tahun ini lebih ramai dan meriah,” kata gadis yang berkuliah di Jurusan Psikologi Universitas Surabaya (Ubaya) ini.
Dia melanjutkan, tahun ini dia berharap, umat hindu khususnya dapat lebih baik lagi. Serta tak lupa juga mendoakan agar tercipta selalu kerukunan antar umat beragama di Indonesia. Gadis 21 tahun ini menambahkan sangat terkesan dengan Kota berjuluk Swiss Kecil.
“Kota Batu dingin dan sejuk, suasananya enak,” tutupnya.
Sumber : https://malangvoice.com

Tradisi Anjangsana Kepada Umat Hindu yang berhari raya di Desa Tulungrejo

 Umat Hindu yang merayakan Hari Raya Nyepi pada hari Sabtu tanggal 17 Maret 2018 dengan melakukan pati geni  dan pati lelungan  selama 24 jam penuh. Pada hari Minggunya 18 Maret 2018 mereka merayakannya dengan suasana seperti suasana Lebaran ummat Islam.
Warga Dusun Junggo dan Dusun Wonorejo melakukan anjangsana dengan mendatangi Umat Hindu yang sedang merayakan Hari Raya. Ummat Nasrani, Umat Islam datang bersama-sama kerumah warga yang beragama Hindu. Kedatangan mereka juga dimanfaatkan untuk saling bertemu kangen bagi keluarga yang tinggalnya jauh diluar desa Tulungrejo.
Karena Umat Hindu di Desa Tulungrejo rata-rata mata pencahariannya sebagai pedagang dan petani pekebun apel, tentunya pembicaraannya tidak jauh dari perkebunan apel mereka. Saat ini cuaca kurang bersahabat, petani mengeluh dengan biaya perawatan tanaman apel dan sayur yang sangat mahal tidak seimbang dengan hasil panennya yang terkadang harganya jatuh.
Tidak ketinggalan Kepala Desa Tulungrejo Suliono juga berkunjung kepada sanak saudaranya beragama Hindu dengan ditemani istri dan kedua anaknya. Suliono mengucapkan syukur kepada warganya yang masih tetap mempertahankan tradisi silahturahmi antar ummat beragama, sehingga tetap terjaga persaudaraan dan kegotong royongan di warga desa Tulungrejo. Harapannya semoga tradisi tersebut tetap bisa dipertahankan oleh generasi berikutnya.





Jumat, 16 Maret 2018

Pawai Ogoh-Ogoh di Junggo Desa Tulungrejo

Dalam rangka menyambut Hari Raya Nyepi Tahun baru Caka Umat Hindu Desa Tulungrejo mengadakan kegiatan Taur Kesanga ( ngarak ogoh-ogoh) oleh yang diikuti oleh  umat Hindu se Malang Raya.  Ogoh-ogoh yang akan diarak sebanyak 9 buah dengan  diikuti umat Hindu se Malang raya sekitar 350 orang  Route ngarak ogoh-ogoh start dari lapangan dusun Junggo menuju Balai Dusun Junggo lalu putar balik dengan finish di lapangan Dusun Junggo Desa Tulungrejo.
Rangkaian  kegiatan yang dilakukan :
a.       Pemujaan
b.      Pembukaan acara
c.       Sambutan panitia
d.      Sambutan PHDI
e.      Sambutan kepala desa
f.        Persembahyangan bersana
g.       Pemberangkatkan ogoh-ogoh
h.      Paramasanti / penutup

Umat beragama lainnya yang ada di Desa Tulungrejo turut pula menyaksikan acara tersebut sebagai bentuk penghormatan terhadap umat Hindu yang sedang merayakan Hari Raya Nyepi.




Umat Hindu Desa Tulungrejo Merayakan Hari Raya Nyepi


Kepala  Desa Tulungrejo, BPD Tulungrejo, Perangkat Desa dan Kepala Dusun  Wonorejo, Kepala Dusun Junggo, Kepala Dusun Gerdu, Kepala Dusun Gondang, Kepala Dusun Kekep Ketua RW dan Ketua RT se Desa Tulungrejo serta Bhabinkamtibmas dan Babinsa Desa Tulungrejo Mengucapkan "Selamat Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1940" bagi Warga Desa Tulungrejo yang sedang merayakan.

Selasa, 13 Maret 2018

Pengembangan Bawang Putih Dimulai, Batu Siapkan Ratusan Hektare Lahan

Wacana keinginan Pemkot Batu untuk mengembangkan pertanian bawang putih akhirnya terlaksana. Maret ini Dinas Pertanian Kota Batu telah mengembangkan pertanian bawang putih seluas tujuh hektare di empat titik.
Empat titik itu antara lain di Desa Sidomulyo, Desa Bulukerto, Desa Tulungrejo, dan Desa Sumber Brantas. Selanjutnya pada April dan Mei mendatang, seluas 50 hektare siap ditanami bawang putih di Desa Tulungrejo dan Sumber Brantas.
Kepala Dinas Pertanian Batu Sugeng Pramono mengatakan penanaman bawang putih itu akan terus dikembangkan. Ke depan target pengembangan bawang putih ini hingga 125 hektare. "Sehingga Kota Batu akan memenuhi pasokan kecukupan benih bawang putih pada tahun ini," ungkap Sugeng, Selasa (13/3/2018).
Ia menambahkan sebelumnya selama ini di Kota Batu memang ada beberapa petani yang sudah menanam bawang putih. Tapi hasilnya untuk dikonsumsi sendiri, bukan untuk dijual.
Mengapa petani Batu tidak berani menjual bawang putih? Sebab, petani masih trauma karena dulu ada impor sehingga harga anjlok hingga Rp 2 ribu per kilogram.
Menurut dia, hal tersebut tidak akan terulang kembali. Sebab, bibit sudah diberikan oleh Pemkot Batu. Ditunjang dengan tingkat kesuburannya, lahan-lahan itu cukup bagus untuk mengembangkan bawang putih di Kota Batu. "Bawang putih kalau dikembangkan di Kota Batu itu bagus. Karena itu, kami ingin memulai kembali," imbuhnya.
Dari luas 125 hektare lahan yang nantinya ditanami bawang putih, diperkirakan hasil panennya mencapai 625 ton. Sebab, setiap hektare bisa menghasilkan 5 ton bawang putih dalam waktu tiga bulan. 
Sumber :http://www.malangtimes.com

Senin, 12 Maret 2018

Petani Apel Kota Batu Merugi


Cuaca ekstrim yang melanda Kota Batu dan Malang Raya saat ini membuat para petani apel di Kota Batu sangat berharap-harap cemas. Akibat hujan yang terus menerus turun dari pagi hingga tengah malam sampai pagi hari di esok harinya mengakibatkan tanaman apel tumbuh kurang begitu optimal. Apa lagi buah apel yang sedang masa berbunga, setelah diguyur hujan sehari semalam dipastikan akan merusak bunga dan bakal buah. Demikian pula buah apel yang buahnya masih kecil/pentil dipastikan akan mengalami kerontokan.

Hal tersebut dikeluhkan oleh Joko Leksono petani Apel dari Translok Dusun Wonorejo Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu. Cuaca sudah kurang bersahabat ternyata  harga jual apel ditingkatan petani antara Rp 6.000,- sampai dengan Rp 7.000 per Kg. Padahal dengan cuaca hujan yang terus menerus ini mengakibatkan biaya perawatan apel semakin membengkak, misalnya intensitas penyemrotan yang tadinya bisa seminggu 1 atau 2 penyemprotan tetapi karena musim hujan bisa interval penyemprotan antara 1 atau 2 hari sekali. Penyemprotan dengan intensitas tinggi untuk menghindari kerusakan pohon apel beserta buahnya, tetapi apa lah daya bila biaya perawatan yang dikeluarkan sudah terlampau besar ternyata harga jualnya tidak mencukupi untuk menutup biaya perawatan. Petani hanya bisa pasrah dan mengharapkan keajaiban harga apel bisa diatas Rp 20.000 lagi agar tidak selalu merugi dicuaca yang buruk seperti saat ini. 

Lima Tahun Pimpin Kota Batu, Walikota Batu Dewanti Pilih Fokus Kembangkan Desa

Rancangan Program Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Batu tahun 2017-2022 resmi diajukan ke DPRD Kota Batu, Jumat (9/3). Dalam rancangan program tersebut, Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko, memilih fokus mengembangkan desa.
Ini tersirat kuat dalam visi yang diulang-ulang dalam pidatonya. Yakni Desa Berdaya Kota Berjaya Terwujudnya Kota Batu Sebagai Sentra Agro Wisata Internasional yang Berkarakter, Berdaya Saing dan Sejahtera. Ada lima isu strategis yang jadi catatan Dewanti.
Pertama, stabilitas sosial, politik, pelestarian kearifan budaya lokal. Kedua, pemberdayaan sumber daya manusia. Ketiga, daya saing perekonomian daerah bertumpu pertanian, pariwisata dan UMKM serta kemandirian desa. Keempat, pembangunan infrastruktur kota dan konektifitas daerah berbasis kelestarian SDA. Terakhir, tata kelola pemerintahan dan pelayanan publik.
“Alhamdulillah. Hari ini resmi melemparkan RPJMD yang akan ditindaklanjuti dewan. Saya berharap betul- betul karena ini (RPJMD) sebagai ciri khas Kota Batu,” kata Dewanti ditemui usai paripurna.
Visi yang disampaikan, lanjut Dewanti, memiliki arti yang dalam. Sebab apa yang ada di desa, menurutnya, jika diberdayakan akan luar biasa.
“Sesuai juga visi Presiden tentang produk lokal dan SDM lokal, membuat daerah maju. Memberdayakan sumber daya lokal di desa untuk menopang kemajuan kota,” sambung dia.
Dewanti menambahkan, menggali potensi di desa harus digarap dengan benar. Apalagi Kota Batu memiliki karakteristik kepariwisataan, dan pertanian yang alami.
”Maka saya berharap dewan dapat melakukan pencermatan dan penilaian dari dokumen (RPJMD) awal ini. Serta memberikan masukan positif demi kesempurnaan. Menghasilkan RPJMD yang berkualitas sesuai harapan bersama,” tutupnya.
Sumber : https://malangvoice.com

Minggu, 11 Maret 2018

Warga Desa Tulungrejo Kerja Bakti Menyambut Tim Penilai Adipura


Menindaklanjuti himbauan dari Kepala Dinas Lingkungan Hidup Pemerintah Kota Batu. Warga desa Tulungrejo beserta Kepala Desa, BPD, Perangkat Desa, Kepala Dusun, Ketua RW dan Ketua RT untuk melakukan bersih-bersih lingkungan. Selain untuk menyambut Penilaian Tim Adipura yang kedua, Kepala Desa Tulungrejo Suliono mengajak warga Desa Tulungrejo untuk membiasakan diri hidup bersih dan menjaga lingkungan agar terhindar dari wabah penyakit yang menular. 
Kepala Desa Tulungrejo Suliono sangat gembira dengan antusiasme warga Desa Tulungrejo yang turun kejalan-jalan dari pagi hingga siang hari untuk membersihkan lingkungannya mulai dari Dusun Kekep, Dusun Gondang sepanjang jalan menuju Selekta, Dusun Gerdu, Dusun Junggo dan Dusun Wonorejo yang telah membersihkan selokan dan kiri kanan jalan sepanjang menuju wana wisata Coban Talun. Dan tak lupa mengucapkan terimakasih kepada warga desa yang telah berperan aktif bekerja bakti baik dengan tenaga maupun dengan membantu memberikan konsumsi.
Semoga kebiasaan baik ini bisa berlangsung setiap saat agar lingkungannya tetap terjaga kebersihannya. Amin.





Jumat, 09 Maret 2018

Sambut Penilaian Adipura, Kadis DLH Kota Batu Intruksikan Warga Lakukan Baksos bersih-bersih Sampah



Untuk menyambut penilaian tahap dua piala adi pura yang rencananya akan berlangsung pertengahan Maret 2018 ini langsung diseriusi Kepala Dinas Lingkungan Hidup kota Batu Arief As Sidiq.
Ia mengintruksikan kepada kepala desa dan lurah sekota Batu serta RT, RW untuk melakukan kerja bakti membersihkan sampah dilingkungan masing-masing.
Selain itu Mantan Camat Batu ini juga mengajak Relawan cinta Lingkungan (RCL) kota Batu, Bank Sampah kota Batu, Tim Saber pungli sampah, komunitas cinta lingkungan ikut bersama-sama bergotong royong memberishkan sampah baik di Sungai maupun di Jalan.
“Sebagai simbul kebersamaan masyarakat dalam menyongsong piala adipura, saya harapkan kepada komunitas cinta lingkungan, perangkat desa, mulai dari desa hingga kecamatan, RT, RW untuk turun ke sarana-sarana sanitasi melakukan pemilihan sampah dengan cara kerja bakti mandiri,” kata Arif saat ditemui usai kerja bakti bareng, di Terminal kota Batu, Sabtu (10/3/2018).
Kerja bakti mandiri itu dilakukan secara serentak, kata dia, mulai Minggu (10/3/2018) pagi hingga selesai. Diharapkan ketua RT, RW, kepala desa dan lurah di tiga kecamatan Junrejo, Batu dan Bumiaji untuk memimpin kerja bakti tersebut.
“Pak RT, RW, Pak lurah, Pak kepala desa untuk kiranya bekerja sama dengan warganya, kompak, bergotong royong untuk melakukan kerja bakti membersihkan lingkungan menjadi sehat,” ungkap Arief.
Ia juga berterus terang memang ada tujuan adipura, adi wiyata, kota sehat, namun yang lebih penting, menurut Arief, kebersihan adalah kepentingan bersama dan berkelanjutan dalam rangka menciptakan lingkungan yang bersih, asri dan sehat.
Harapan terdekat, kata Arief itu besuk Minggu 11 Maret 2018, warga kota Batu melakukan kerja bakti serentak.
Selain itu Walikota Batu Dewanti Rumpoko, Wakil Walikota Batu Punjul Santoso, Ketua DPRD kota Batu Cahyo Edy Purnomo dan seluruh Organisasi Perangkat Daerah di Lingkungan Pemkot Batu ikut turun ke jalan dan ke sungai membersihkan lingkungan sekaligus pilah sampah agar kota Batu menjadi lebih sehat dan asri.
Sumber : http://suaraindonesia-news.com

Kamis, 08 Maret 2018

Serunya Bersepeda di Atas Dam Cinta Coban Talun

Sudah pernah merasakan bagaimana rasanya bermain sepeda di atas air? Jika belum, yuk nikmati sensasi bersepeda di atas air yang saat ini bari dimiliki oleh Oyot (Objek Wisata Coban Talun) di Coban Talun, Dusun Wonorejo, Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji.
Oyot ini merupakan tempat wisata yang tergolong masih baru. Tak ingin ketinggalan untuk hitz, baru-baru ini tempat wisata ini menyuguhkan wahana baru yang tidak dimiliki oleh wisata alam lainnya di Kota Batu.
Namanya sky bike. Wahana ini memang sudah ada seperti di Selecta dan Batu Flower Garden. Yang berbeda adalah pemandangan atau latar belakang yang dimiliki Oyot Coban Talun ini.
Ya yang membedakan adalah latar belakang selain pegunungan, hutan, juga ada latar belakang dam (bendungan). Sky bike atau bersepeda di udara. Rute sepeda itu berupa seutas tali di ketinggian 10-12 meter dan panjang 50 meter. Saat ini di sana disuguhkan dua unit sky bike.
Sehingga bagi para couple yang ingin berswafoto dengan latar belakang yang unik dan berbeda, wahana ini bisa jadi salah satu tempat recommended. Atau bisa juga menjadi tempat prewedding.
Sepeda udara itu merupakan salah satu wahana tambahan yang wajib dicoba. Sebab, jarang-jarang ada di lokasi wisata lainnya.
Bagi yang takut ketinggian tapi penasaran ingin mencoba, jangan cemas. Pasalnya, wisatawan yang mencoba menaikinya diberi peralatan pengaman supaya saat mengendarai sky bike tetap aman dan tentunya nyaman.
Jika tertarik dengan spot baru ini, wisatawan hanya perlu merogoh koceh sebesar Rp 15 ribu. “Memang wisata kami masih baru. Tak ingin ketinggalan tentunya ingin menyuguhkan sesuatu yang baru dan unik supaya lirik oleh wisatawan yang datang ke Kota Batu,” ungkap  Winarto Slamet, marketing wisata Oyot.
Alasannya menambah wahana sky bike ini karena dirasa sangat cocok dengan latar belakang dam "cinta" Coban Talun. Apalagi sekarang sudah zamannya swafoto, sehingga spot ini sangat mendukung hal tersebut.
“Sekarang orang kan zamannya mencari spot yang unik kemudian dijadikan swafoto. Nah karena kami sudah ada tempatnya, tinggal nambahi saja,”
Sementara itu , di sana terdapat beragam fasilitas  yang disuguhkan untuk memanjakan wisatawan. Antara lain ATV & trail, warung Oyot, dam cinta, berkuda, kolam perahu bebek, play ground, gazebo, dan kolam pancing lele. 
Jika untuk dijadikan bersantai, tempat ini sangat recommended dengan tarif masuk Rp 5 ribu per orang. Apalagi di sana disuguhkan lima gazebo yang mengarah ke pemandangan gunung, hutan, dan dam Coban Talun.
Sumber : http://www.malangtimes.com

Tiap Desa di Kota Batu Bakal Punya Kawasan Khusus UMKM

Pemkot Batu terus berupaya meningkatkan perekonomian warganya. Salah satu caranya dengan mendorong pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) mengembangkan potensi produk-produk yang ada di 24 desa dan kelurahan di Kota Batu.
“UMKM di Kota Batu harus tumbuh. Untuk saat masih kami rencanakan bagusnya seperti apa, supaya tertata dengan bagus, agar tidak setengah-setengah,” ungkap Asisten 2 Bidang  Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat Endang Triningsih.
Rencananya, Endang akan membuat masing-masing desa dan kelurahan memiliki satu kawasan khusus untuk wisata produk UMKM. Produk-produk itu tentunya boleh diisi dengan beragam jenis, nulai dari pertanian organik, kuliner, handycraft dan sebagainya.
Selain menyuguhkan beragam produk UMKM, satu kawasan itu rencananya juga dibuat tematik. Tujuannya agar menarik wisatawan untuk datang membeli produk mereka. 
“Misalnya nanti kalau ada wisatawan tanya ingin makan kentang, bisa diarahkan ke Desa Sumber Brantas. Lalu jika ingin mencari pernak-pernik lainnya, bisa ke Kecamatan Bumiaji,” ungkapnya kepada BatuTIMES. 
Menurut Endang, dalam satu kawasan tidak ada batasan produk yang di-display. Meskipuan ada kesamaan antara desa satu dengan yang lainnya, pastinya ada unggulan masing-masing.
“Meskioun dibuat tematik, tapi kami tidak membatasi apa yang akan dijual. Kalau di daerah sana sama dengan kampung sebelahnya, tidak jadi masalah karena pati ada yang khas,” kata Endang.
Meskipun nantinya desa tersebut belum memiliki potensi, tetap ada peluang bisa disinergikan dengan berkolaborasi. “Tentunya kita harus saling membantu untuk perkembangan UMKM di Kota Batu supaya terlihat,” ucapnya.
Ia menambahkan nantinya program ini bertujuan untuk menyejahterakan masyarakat agar perekonomiannya meningkat. Sekaligus menambah daya tarik wisatawan agar masuk ke Kota Batu.
Sumber :http://www.malangtimes.com

Senin, 05 Maret 2018

Walikota Batu meninjau Tanah Longsor di Desa Tulungrejo

 BATU - Hujan deras yang berlangsung kemarin siang hingga sore (5/3/2018) mengakibatkan longsor yang menimpa rumah Ibu Juariah di Desa Tulungrejo, Bumiaji. Longsor terjadi sekira pukul 16.00 WIB. Dimensi longsor mencapai kurang lebih lebar 5,5 meter dan tinggi 7 meter. Disusul dengan longsor di jalan Pura Giri Luhur Arjuna, Desa Tulungrejo, Bumiaji yang terjadi sekira pukul 19.00 WIB.

Hasil kaji cepat BPBD Kota Batu didukung informasi dari warga sekitar, longsor terjadi karena kondisi tanah labil dipicu dengan hujan deras. Hingga material longsor menimpa rumah Ibu Juariah dengan kerusakan di bagian dapur. Sejak kemarin malam sampai saat ini (6/3/2018) Ibu Juariah dan suami mengungsi di rumah kerabat.

Untuk longsor di jalan Pura Giri Luhur Arjuna berdampak pada tertutupnya akses jalan raya, perekonomian warga dan terganggunya wisatawan yang ingin beribadah. Dimensi longsor kurang lebih panjang 7 meter, tinggi 12 meter dan tebal 1,5 meter.

Setelah berkoordinasi dengan warga dan perangkat desa Tulungrejo, pagi ini dilaksanakan kerja bakti pembersihan material longsor. BPBD Kota Batu bersama Dinas PUPR, Dinas Perhubungan, Dinas Kesehatan, Dinas Penanggulangan Kebakaran, Koramil Bumiaji, Polsek Bumiaji,  FPRB Tulungrejo perangkat desa dan warga sekitar gotong royong melaksanakan kerja bakti pembersihan material longsor tersebut.

Walikota Batu, Ibu Dewanti Rumpoko juga meninjau lokasi kejadian pagi ini. Dalam kunjungannya Walikota Kota Batu menemui dan memberikan bantuan kebutuhan dasar kepada korban terdampak dan memberikan pengarahan tindak lanjut penanganan darurat.

Meskipun tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, BPBD tetap menghimbau kepada warga sekitar yang rumahnya dekat dengan lereng agar selalu tetap waspada khususnya saat kondisi hujan.