Kamis, 19 Oktober 2017

Karnaval Selamatan Desa Tulungrejo 2017


 Karnaval dalam rangka Selamatan Desa Tulungrejo yang diadakan setiap 2 tahun sekali, telah menghadirkan peserta kurang lebih 5.000 orang peserta. Hal ini dalam rangka mensyukuri nikmat kepada sang Maha Pencipta atas anugerahnya pada masyarakat Desa Tulungrejo. Antusiasme peserta karnaval yang diikuti oleh Kepala Desa beserta Perangkat Desa, Kepala Dusun, ada BPD, LPMD, Ketua RW, Ketua RT  dan semua warga disetiap RT dan RW semuanya keluar sebagai peserta Karnaval.  Peserta dari Dusun Gondang, disusul Dusun Gerdu, Dusun Kekep, Dusun Wonorejo dan terakhir Dusun Junggo. Start dimulai dari lapangan Translok Dusun Wonorejo berangkat jam 09.00, sayangnya jam 10.00 di garis start sudah turun hujan gerimis, sehingga banyak peserta yang tiba di garis Finish di depan Hotel Selekta banyak yang agak terlambat. Dipanggung Kehormatan telah ada Ibu Wibi Punjul Santoso istri Plt. Walikota Batu yang menyambut kedatangan para peserta karnaval. Hampir jam 18.00 peserta baru tiba digaris finish dan membubarkan diri kembali kerumah masing-masing.










Rabu, 18 Oktober 2017

Tumpeng Buah Dusun Gerdu jadi Rebutan


 Begitu tumpeng buah di atas sebuah pikap warna putih dijapani (dibacakan doa), ratusan penonton sontak langsung merangsek mendekati kendaraan. Mereka berebut buah-buahan segar, seperti durian, jeruk, nanas, dan apel.  
"Alhamdulillah dapat buah-buahan, bisa dimakan ramai-ramai dengan keluarga di rumah," ujar Suyanto, salah satu penonton dengan suka cita. 
Tumpeng buah-buahan ini merupakan persembahan warga Dusun Gerdu, Desa Tulungrejo untuk warga Desa Tulungrejo. Di garis finish atau depan panggung kehormatan, warga menyerbu pikap pengangkut tumpeng buah ini hingga ludes.Berbagai kreatifitas ditunjukkan warga Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji dalam karnaval bersih Desa Tulungrejo ini. Tidak hanya menampilkan berbagai tarian dan kesenian tradisional, hingga fashion on the street, warga juga mencoba mengangkat kearifan lokal. Pasar rakyat tempo doeloe menjadi salah satunya. 
Karang Taruna Dusun Gondang membawa gambaran pasar rakyat tempo doeloe dalam karnaval ini. Ada sepeda kuno, dulu digunakan pangkas rambut keliling, ada anak-anak SD mengerubungi orang jual jajanan, hingga penjual sayuran dan buah-buahan.
Sementara dibidang kesenian, warga juga menyajikan seni budaya sangat menarik.  Dusun Gondang mendampilkan tujuh Dadak Merak (Reog) lengkap dengan penari jathilan.
Suliono, Kepala Desa Tulungrejo mengatakan, karnaval diselenggarakan dalam rangkaian bersih desa ini diikuti lima dusun. Sama seperti rangkaian kegiatan lain, aktivitas itu bertujuan untuk merekatkan hubungan silaturahmi antar masyarakat dan perangkat desa. 
"Tidak hanya kita bisa melihat keguyupan warga, tapi juga kreatifitas warga dalam karnaval," ujar Suliono. 
Bersih desa diselenggarakan setiap Suro, Pasaran Kliwon. Kegiatan ini diselenggarakan sebagai bentuk syukur kepada Tuhan.  Ke depan, warga berharap diberikan rezeki dan keselamatan serta berkah untuk desa mereka. (dan/feb)



Rabu, 11 Oktober 2017

Tradisi Budaya Njenang Bareng Diadakan Kembali, Warga Tulungrejo Batu Pesta Sehari Penuh

Lima wajan atau penggorengan tertata dan tersebar di rumah Kepala Desa Tulungrejo, Rabu (11/10/2017) pagi.
Wajan berukuran besar itu merupakan sarana utama untuk mengaduk jenang kemoleh yang diadakan untuk peringatan Selametan Desa Tulungrejo.
Siapa sangka tradisi njenang bareng (membuat jenang secara bersma-sama) ini sudah lama tidak dilakukan oleh warga, hampir 40 tahun lalu. Oleh karena itu, tradisi ini kembali dihidupkan untuk menyatukan warga Desa Tulungrejo.Lima wajan ini untuk masing-masing dusun yang mengaduk jenang. Bahan-bahan yang digunakan untuk adonan jenang yakni gula merah, wajik, beras ketan, santan kelapa.
Setiap bahan rata-rata butuh sekitar 50 kilogram lebih. Dibutuhkan juga 500 buah kelapa. Untuk satu wajan berisi adonan jenang bisa dikerumuni puluhan waga yang bergantian mengaduknya.
Raut wajah warga Tulungrejo yang mengikuti kegiatan Njenang Bareng terlihat sangat bersemangat, tak jarang mereka menyemangati dirinya sendiri dengan berteriak.
Padahal mereka diselimuti oleh asap yang berasal dari tungku. Mereka mengaduk jenang secara bergantian. Mereka yang mengaduk jenang ini tak pandang usia. Mulai dari anak muda, remaja, hingga kakek berusia lanjut.
Walaupun mata mereka pedas karena paparan asap, mereka tetap bersemangat mengaduk jenang hingga matang menggunakan alat pengaduk besar yang terbuat dari kayu. Tradisi ini ternyata mampu membuat guyub warga Desa Tulungrejo.
Karena terlihat mereka saling bergantian mengaduknya. Kepala Desa Tulungrejo, Suliyono mengatakan dengan njenang bareng ini membuat komitmen baru bagi warga desa.
"Yakni kami berkomitmen agar Desa ini maju. Diawali dengan kerukunan dan keguyuban warga sini," kata dia. Intinya, lanjut dia, ialah guyub rukun serta melestarikan budaya di desa. Jenang ini nanti akan dimakan bersama untuk warga sekitar.
Khamim, mengatakan rasa keguyuban ini yang sangat dirindukan. Apalagi, menurutnya kegiatan njenang bareng ini ada pembagian tugas."Ibu-ibunya yang mengemas jenang dibungkus daun pisang. Jenang ini akan dibagi ke warga sekitar. Siapa saja yang mau boleh ikut makan juga," kata dia. Dikatakannya, siang mengaduk jenang bersama, malamnya warga desa melakukan syukuran dengan berdoa bersama. Satu hari full warga Desa Tulungrejo mengadakan kegiatan selametan desa.

Mati Suri 40 Tahun, Kades Hidupkan Lagi Tradisi Aduk Jenang

Tradisi aduk jenang di Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu sudah 40 tahun mati suri. Kades Suliono kini menghidupkan tradisi tersebut bersama warga setempat, Rabu (11/10/2017).
Menurut Kades Suliono aduk jenang bersama itu merupakan momenpenting untuk hidup guyup rukun. “Saya hidupkan lagi karena sudah 40 tahun vakum,” kata dia.
Untuk menghidupkan tradisi tersebut, dia mengajak seluruh elemen masyarakat. Terutama Karang Taruna dan warga dari lima dusun di Desa Tulungrejo.
“Mereka kami ajak berkumpul. Lalu kita lakukan tradisi aduk jenang bersama,” papar dia.
Dijelaskan dia bahwa aduk jenang bersama itu memiliki filosofi budaya yang sangat tinggi dan luhur. Sebab, prosesnya sakral, dilakukan dengan penuh hati-hati untuk membangun kebersamaan.
Prosesnya, kata dia, diawali dengan doa bersama. Lalu, melakukan tabur bunga ke makam para Kades sebelumnya yang sudah meninggal. Setelah itu baru dilakukan tradisi aduk jenang bersama.
“Jadi semua itu kita lakukan bersama dengan hati-hati. Hasilnya kita nikmati bersama-sama dengan guyup dan rukun tanpa melupakan jasa para Kades sebelumnya,” papar dia.
Sumber : http://surabayapost.net/

Selasa, 10 Oktober 2017

Tulungrejo Njenang Bareng 2017


 Dalam rangka Selamatan Desa Tulungrejo, Pemerintah Desa Tulungrejo melakukan kegiatan untuk membuat Jenang bersama-sama yang dipusatkan dikediaman Kepala Desa Tulungrejo Suliono di RT 3 RW 10 Dusun Junggo Desa Tulungrejo. Kegiatan tersebut dilakukan untuk memupuk semangat kegotong royongan warga Desa Tulungrejo yang sudah mulai memudar. Kegiatan ini terbukti selama dua hari ini berhasil mengumpulkan biodo dan sinoman untuk melakukan ritual pembuatan Jenang. Acara tersebut dilanjutkan nanti malam dengan tirakatan bersama dirumah Kepala Desa Tulungrejo dengan suguhan utama jenang itu. Jenang dibuat dalam skala besar yang rencananya dibagikan merata kepada tokoh masyarakat, tokoh agama, LPMD, BPD, Ketua RT, Ketua RW, Linmas dan Perangkat Desa.





Kamis, 14 September 2017

Meningkat 70 Persen, Peternak Sapi Perah Dusun Wonorejo Tulungrejo Lega

Para peternak di Dusun Wonorejo Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu mengaku lega dan bangga. Pasalnya, mereka mendapat bantuan 100 ekor sapi perah dari Pemprov Jatim.
“Para peternak mendapat bantuan sapi perah dari Pemprov Jatim itu tahun 2016. Mereka lega karena selain beranak pinak juga bisa menjual susunya,” kata Kades Tulungrejo, Suliono.
Menurut dia, bantuan dari Pemprov Jatim itu kini sudah meningkat sangat signifikan. Sebab, peningkatannya mencapai sekitar 70 persen.
Sapi perah itu, kata dia, juga digulirkan pada peternak lain. Sedangkan penerima bantuan itu kata dia, ada dua kelompok.
Disebutkan seperti kelompok dari Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH). Selain itu kelompok masyarakat desa setempat.
“Bantuan itu disalurkan lewat Dinas Pertanian dan Pertanahan Kota Batu. Bahkan mereka juga yang menyiapkan fasilitas berupa Kandang Komunal,” kata Suliono.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pertanahan Kota Batu, Sugeng Pramono mengaku bangga pada para peternak. Alasannya, sapi perah bantuan itu sudah meningkat sekitar 70 persen.
“Peningkatan itu tak hanya dari jumlah sapi yang diternak. Tapi juga produksi susu yang diperah,” kata dia.
Hasil susunya itu tutur dia dikirim ke dua lembaga. Di antaranya ke KUD Kota Batu dan Koperasi Margi Rahayu.
Sedangkan anak sapi yang dihasilkan, kata dia, digulirkan ke peternak lain yang belum dapat bantuan. Makanya dia berharap agar para peternak bisa merawat dan mengembangkan sapi bantuan tersebut dengan baik.
Selain itu dia berjanji akan berkoordinasi dengan instansi lain seperti Dinas Lingkungan Hidup. Tujuannya untuk mengelola limbah sapi itu agar memberikan manfaat.
Limbah sapi itu kata dia bisa dikelola menjadi biogas dan lainnya. “Karena itu kami juga akan koordinasi dengan Diskoperindag Kota Batu sehingga bisa menjadi pariwisata edukasi ternak,” terangnya.
Sumber : https://surabayapost.net

Rabu, 13 September 2017

Pagupon Raksasa di Wana Wisata Coban Talun

Jika anda ingin merasakan sensasi menginap di rumah pagupon atau kandang merpati yang berada di tengah-tengah hutan? Penginapan seperti itu mungkin hanya ada di Wanawisata Coban Talun Dusun Wonorejo Desa Tulungrejo  Kota Batu.
Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Coban Talun, sebagai penggagas sekaligus pengelola penginapan unik itu, menyematkan nama tersebut. Sebab, bentuknya memang mirip pagupon, dengan ukuran yang lebih besar.
Satu unit rumah pagupon berukuran lebar sekitar 3 meter, tinggi 3 meter, dan panjang 4 meter. Interiornya bisa menampung satu kasur kecil plus meja. Sehingga, kamar mini ini bisa menampung hingga tiga orang dewasa di dalamnya.
Anggota Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Coban Talun Kelompok Wisata Roy Teguh mengatakan, total keseluruhan terdapat sepuluh rumah pagupon. Dan seluruhnya memang untuk disewakan kepada para wisatawan, kata dia.
Ia menambahkan, bahwasanya untuk harga sewa rumah pagupon bisa dibilang terjangkau. Yakni, berkisar Rp 300-400 ribu per malamnya. Sementara untuk fasilitas kamar pagupon VIP, dilengkapi dengan televisi.
Meski tergolong minimalis, menginap di rumah pagupon bisa membuat pengunjung merasakan sensasi kedekatan dengan alam, yang mungkin tak ditemui di penginapan lain.
Sumber : http://malang-news.com

Mbois, Coban Talun Di Kota Batu, Jadi Spot Syuting Film FTV Jakarta

Sutradara muda Casko Wibowo dan aktor film Aliff Alli, kini tengah disibukkan dengan menggarap film FTV Perdana mereka, dengan judul ‘Pangeran Hati’. Wahana wisata Coban Talun yang berada di Dusun Wonorejo Desa Tulungrejo Kota Batu ini, adalah salah satunya tempat yang dipilih oleh mereka berdua untuk syuting FTV Perdananya. Minggu (20/9/17).
Mereka berdua merasa sangat tertarik dengan wahana wisata tersebut, untuk dijadikan salah satu lokasi syuting FTV yang tengah digarap. Menurutnya panorama yang Indah udara yang dingin dan sejuk, pemandangan yang bagus serta dikelilingi pepohonan dan rerumputan yang hijau. Begitu juga dengan suasana alamnya yang masih alami, sehingga sangat pas dan cocok dengan cerita film FTV yang sedang mereka garap itu.
“Senang banget udaranya dingin dan segar, dan ceritanya dapet untuk yang pencarian itu. Jadi kita gak satu lokasi saja, harus ada variasinya, ke desa, ke hutan. kalau buat desa sih kita pinginya yang maksimal. Kota Batu itu pilihan kita, karena ada air terjunnya, gunungnya semua adalah pas dan sesuai yang kita inginkan,” kata Aliff Alli. Senin (11/9/17).
‘Pangeran Hati’ adalah judul FTV Perdana mereka, yang dibuat serta diproduseri oleh Casko Wibowo, Aliff Alli, dan Azam Syukrilla. Dan disutradarai oleh sutradarai oleh Sanjeev Kumar. Jadi FTV produk pertama ini benar-benar digarap semaksimal mungkin.
Begitupun dengan para pemain filmnya, sengaja mereka memilih artis dan aktor yang terkenal di FTV, ada enam pemeran yang terkenal yakni, Chan Kelvin dan Rusana Dewe sebagai pemeran utama, Erwin Kontes dan Tasman Taher adalah pemain senior, Evelina, Nanda Anjalin, dan Sella Marsel sebagai pemeran antagonis.
Harapan dibuatnya FTV Perdana ini, untuk kedepanya lebih sukses, supaya bisa terus untuk memproduksi film FTV-FTV lagi yang Bagus buat Indonesia.
“Ya pinginya sih bisa sukses, supaya bisa terus memproduksi lagi,” pungkas Casko Wibowo.
Ada sekitar 15 adegan yang diambil, salah satunya di lokasi air terjun Coban Talun, untuk adegan romantisnya Icha dan Ochi, adegan lainya, seperti di hutan Coban Talun ada adegan penculikan, ceritanya dia lagi marahan sama pangerannya.
Tokoh pangeran yang dimainkan oleh, Chan Kelvin sebenarnya menceritakan seorang supir travel yang berada di Surabaya, Batu Malang dan sekitarnya. Kayak si Dhea dari Jakarta yang punya orang tua tiri dan dijodohkan, lalu dia kabur ke Surabaya mencari neneknya. Jadi satu-satunya keluarga kandungnya itu ya, neneknya. Pada akhirnya dia mencari neneknya yang ada di Surabaya.
Akan tetapi Dhea kesulitan dan tidak tahu lokasi tempat tinggal neneknya itu, ia bahkan tanya ke sana kemari akhirnya pihak hotel ngasih referensi, supaya mencari yang namanya Pangeran. Sebab, Pangeran itu tahu. Kata petugas hotel. Kemudian secara tidak sengaja disaat mencari neneknya, dia ketemu sama Pangeran dan pada akhirnya jodohnya dia di situ.
Lalu Pangeran membantu untuk mencari neneknya, dalam perjalanan pencarian tersebut banyak muncul konflik. Ada dramanya, komedinya, percintaannya dan di sanalah muncul percintaan mereka dan Pangeran Hati, sampai dia bertemu dengan neneknya. 
Sumber : http://malang-news.com

Artis FTV : Wisata Coban Talun Punya Kesan "Hystori"





















Coban Talun salah satu tempat wisata Kota Batu yang mempunyai kesan history tersendiri, sebab, selain dibuat spot syuting film oleh selebriti papan atas. Wisata Coban Talun yang terletak di Dusun Wonorejo Desa Tulungrejo Kota Batu, juga banyak diminati oleh para fotografer untuk hunting foto dan juga sudah kerap beberapa kali dipakai untuk event foto model dan Preweding. Rabu, (13/9/17).
Hal tersebut diakui oleh selebriti muda Casko Wibowo & Aliff Alli aktor film FTV yang juga seorang produser muda ini. Dirinya mengatakan, “Kami memang sengaja memilih lokasi Coban Talun untuk kami jadikan salah satu spot syuting FTV Perdana kami, karena di sini ada nilai history tersendiri “ungkap mereka.
Dengan dipilihnya lokasi Coban Talun untuk syuting FTV, Kepala Desa Tulung Rejo Suliono mengucapkan banyak terima Kasih sekaligus mengapresiasi, karena sudah memilih spot yang ada di Desa ini, serta sudah membantu untuk menjunjung nama wisata coban talun yang ada di Desa tersebut. Dan pastinya nanti akan lebih dikenal di seluruh Indonesia.
“Ya, saya sangat berterimakasih sekali, khususnya untuk mereka selebriti muda Casko Wibowo dan Aliff Alli beserta seluruh crew FTV yang sudah menjadikan spot Coban Talun ini untuk syuting FTV perdananya itu, ucap Suliono, Rabu (13/9/17).
Oleh karena itu, dia juga berharap dan mengajak kepada semua elemen warga masyarakat sekitar untuk ikut serta menjaga dan merawat sekaligus melestarikan tempat wisata coban Talun, terutama tempat wisata petik apelnya juga. Sebab hanya satu-satunya di Kota Batu ini yang ada wisata petik apelnya.
“Semoga saja tempat wisata coban Talun dan wisata petik apel yang ada di Desa Tulung Rejo ini, untuk kedepannya akan lebih terkenal dan ramai dikunjungi oleh para wisatawan dari dalam Kota maupun luar Kota, sehingga lebih dikenal di seluruh Indonesia,” ujar Suliono. (Ris)
Sumber : http://malang-news.com/

Selasa, 12 September 2017

Gus Ipul: KIM Akan Hapus Kesenjangan antara Desa dan Kota

Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) di pelosok-pelosok pedesaan dengan teknologi yang dimilikinya, akan menghapus kesenjangan antara desa dengan kota. Hal itu disampaikan oleh Wakil Gubernur (Wagub) Jatim, Saifullah Yusuf (Gus Ipul), saat membuka pekan KIM yang digelar di Candra Wilwatikta Pandaan Kabupaten Pasuruan, Selasa (12/9/2017) siang.

“KIM akan menghapus kesenjangan antara desa dan kota. Karena melalui KIM bisa menyampaikan informasi yang dimilikinya langsung ke warga-warga desa. Bahkan dengan pembangunan jalan-jalan tol, semua wilayah di Jatim akan jadi kota,” ujar Gus Ipul dalam sambutannya.

Menurutnya, dengan teknologi yang berkembang pesat, tentunya kecepatan informasi menjadi faktor terpenting untuk jadi pemenang. Dan adanya KIM memberikan peluang masyarakat pedesaan, untuk jadi pemenangnya.

"KIM yang merupakan revitalisasi dari Kelompencapir (Kelompok Pendengar Pembaca dan Pemirsa) saat jaman Orde Baru lalu, memiliki peran vital di masyarakat pedesaan. KIM bisa memberikan berbagai informasi penting kepada warga desa, termasuk masalah pemberdayaan ekonomi warga," ucapnya.

Lebih lanjut Gus Ipul menambahkan, untuk jadi pemenang, bukan karena kekuatan besar dan kecil. Melainkan yang dapat informasi lebih dulu itu yang bakal jadi pemenangnya. 

"Adanya KIM, warga desa bisa mengakses informasi dengan cepat, baik berbagai masalah maupun peluang-peluang usaha. Selain itu, dengan banyaknya sebaran jumlah KIM di Jatim yang mencapai lebih dari 300 kelompok, juga diharapkan bisa menangkis hoax (berita bohong) yang beredar di masyarakat," tandasnya.

Untuk sekedar diketahui, dalam Pekan KIM tersebut, juga digelar pameran produk-produk ekonomi kreatif warga dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur.
Sumber : http://m.beritajatim.com

Wagub Gus Ipul Imbau 300 KIM di Jatim Mampu Redam Hoax

Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf membuka Pekan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Jatim IX di Taman Candrawilwatikta, Pandaan, Pasuruan. Pria yang akrab disapa Gus Ipul ini berharap, masyarakat mampu memanfaatkan KIM sebaik-baiknya terutama melawan berita palsu atau hoax.

"Sudah ada sekitar 300 KIM di Jatim. Karena itu masyarakat harus bisa memperkuat peran KIM untuk sesuatu yang bermanfaat bagi warga," kata Gus Ipul.

Menurutnya, dengan adanya KIM, masyarakat di desa-desa bisa mengakses informasi sama dengan yang didapat masyarakat perkotaan. Meski demikian, KIM harus dikelola dengan bijak agar benar-benar memberi manfaat.

"Kemajuan teknologi membuat kita harus bisa menggunakan, memilih dan memilah. Kemajuan teknologi membuat kita ketinggalan jika tak diikuti dengan baik. Dengan KIM desa bisa maju bersama sehingga tak ada kesenjangan antara desa dan kota," kata Gus Ipul.

Ia juga berharap keberadaan KIM dimanfaatkan untuk menyebarkan informasi yang baik, menangkal berita palsu atau hoax sehingga bisa membentengi warga.

"Kalau sudah ada teknologi, kita gunakan untuk apa. Kalau hanya buat menyebarkan kabar-kabar palsu atau hoax, nggak ada gunanya. Isi jadi hal yang penting supaya dapat informasi yang maksimal. Yang seperti ini (smartphone) ada banyak yang baik dan ada banyak yang buruk. Makanya hati-hati memilih," terangnya.

Gus Ipul mengingatkan, selain teknologi informasi, kesenjangan desa dan kota juga akan semakin menipis dengan gencarnya pembangunan infrastruktur. Pada saatnya, desa-desa akan menjadi kota. Oleh karena sumber daya manusia (SDM) desa harus dipersiapkan salah satunya dengan mendistribusikan informasi dengan baik sehingga tak ketinggalan. Peran itu, katanya, bisa dilakukan KIM.

"Tahun depan, Surabaya - Solo - Semarang - Jakarta mungkin sudah nyambung tol. Surabaya - Jombang lewat tol hanya butuh waktu 50-60 menit. Muter seluruh Jatim bisa 6 jam. Kesenjangan desa dan kota akan semakin hilang," tandasnya.

Sementara Bupati Pasuruan HM Irsyad Yusuf yang juga tuan rumah, mengatakan KIM di Pasuruan sudah mampu menjadi corong pariwisata ekonomi kreatif. 

"Selain memberikan informasi yang baik pada warga, KIM di Pasuruan juga sudah memfasilitasi UKM-UKM yang memasarkan produknya lewat website dan sejumlah kegiatan," terangnya.

Muhammad Khudori, Ketua KIM Kecamatan Grati, mengungkapkan pihaknya sudah menjual produk-produk UKM lokal melalui website dan sejumlah kegiatan. Jika sebelumnya UKM-UKM memasarkan produknya secara manual, kini sudah bisa lewat online.

"Banyak produk UKM seperti ikan lempuk, telur asin, daun cincau, keripik lempuk hingga keripik lapis, sudah dijual secara online. Selain itu, kami juga menyebarkan kabar-kabar terkait desa dan kecamatan seperti Pilkades dan lainnya," terang Khudori.

Pekan KIM Jatim IX diikuti seluruh kabupaten dan kota se-Jatim. Mereka membuka stand yang memamerkan teknologi informasi masing-masing dan produk-produk lokal. Selain itu, KIM kecamatan se-Kabupaten Pasuruan juga ikut ambil bagian. 
Sumber : https://news.detik.com/berita-jawa-timur

Bawa Kopi Pringgitan, KIM Kota Batu Panen Apresiasi

Pekan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) ke IX Tahun 2017 Jawa Timur resmi dibuka pagi tadi (12/9/2017) oleh Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf (Gus Ipul). Acara dipusatkan di Taman Budaya Chandra Wilwatikta, Pandaan, Kabpaten Pasuruan, pada 12-16 September 2017.  Perwakilan KIM dari seluruh Jawa Timur ikut hadir dalam event tahunan yang dihelat selama lima hari ini. Salah satunya KIM Kota Wisata Batu (KWB). Pada acara bertema Kopi Nusantara ini, KIM KWB menyiapkan skema khusus, yakni Kopi Pringgitan.
Kopi Pringgitan ini merupakan produk kopi sekaligus cara mengolah tanaman kopi yang tumbuh di pekarangan rumah masyarakat. Masyarakat biasa menyebut sebagai Kopi Tetelan.
“Kopi Pringgitan ini tak kalah dengan kopi lainnya. Apalagi perkembangan terakhir ini, para petani KWB sudah mulai melirik kopi sebagai bagian dari keseharian kerja mereka sehari-hari,’’ ujar Wali Kota Batu Eddy Rumpoko (ER).
Pada Pekan KIM ini, KIM KWB Batu pun turut serta dengan stan khusus bertema kopi. Stan ini pun banyak mendapat apresiasi dari pengunjung pameran. Apalagi saat ini Kopi Pringgitan sudah mulai dikenal publik secara luas setelah dari beberapa even ke even turut berpartisipasi mengenalkan kopi dari KWB ini.
Sumber :www.timesindonesia.co.id

Angkat Tema Air Bicara, Tim Saber Pungli Batu Kembali Nyemplung Kali

Program berbasis lingkungan Saber Pungli (Sapu Bersih Sampah Nyemplung Kali) terus digenjot Pemkot Kota Wisata Batu (KWB). Minggu pagi tadi (10/9/2017) tim Saber Pungli kembali nyemplung kali di kawasan Jl Lesti Kota Batu hingga Kampung Kauman.
Tim yang terdiri dari BPBD Kota Batu, Forum PRB Batu, Gusdurian Kota Batu, Relawan SMK, Dinas Lingkungan Hidup Pemkot Batu, Batu Local Guide (BLG), dan relawan dari TIMES Lovers ini berjibaku membersihkan sungai dari sampah. "Kegiatan ini patut diapresiasi, dinas lingkungan hidup sangat mendukung kegiatan untuk lingkungan Kota Wisata Batu," ujar Arief As Siddiq, kepala Dinas Lingkungan Hidup KWB.
Menurutnya, esensi dan tujuan dari Saber Pungli ini adalah kepedulian pada air. Apalagi Kota Batu ini gudang sumber air yang menyuplai banyak kota di Jatim. Mulai dari Kota Malang hingga Kota Surabaya.
 "Jadi bisa dikatakan bahwa gerakan ini tidak hanya sekedar bersih-bersih sampah sungai, tanam pohon, pertunjukan seni atau diskusi rame-rame, tapi membuat Air Bicara. Artinya ada ada social movement for ecological culture. Sebuah gerakan sosial untuk kebudayaan yang ekologis," papar Arief.
Sementara, Kepala BPBD Kota Batu Sasmito menambahkan, Saber Pungli ini merupakan gerakan nyata plus penyadaran pada lingkungan sekitar. Jadi tidak hanya wacana saja, namun riil dilakukan di lapangan.
Parameter keberhasilan gerakan ini, sambung dia, adalah sejauh apa dan seberapa besar kesadaran dan keterlibatan semua elemen masyarakat untuk saling silang berkontribusi dalam gerakan ini dengan kemampuan dan bidangnya masing-masing. "Karakter utama dari gerakan ini adalah kontributif dan solutif, gerakan ini bukan ajang saling memuji atau mencaci, tapi mencari solusi dalam setiap problem lingkungan yang dihadapi dengan cara bersinergi," ujarnya.
Didin Darianto, aktivis FPRB, mengamini kedua pejabat ini. Didin memandang bahwa dampak dari persoalan lingkungan yang ada akan dirasakan secara luas oleh semua lapisan masyarakat. Tidak memandang profesi, agama,  dan strata sosial. 
"Jadi persoalan lingkungan adalah persoalan kita bersama. Persoalan lingkungan ini akan terasa berat jika dihadapi sendiri-sendiri, tetapi menjadi lebih ringan jika dihadapi dengan cara bersinergi. Semoga lelah kita berbuah sebagai ibadah," ujar Didin.
Sebagaimana diketahui, Kota Batu adalah hulu Sungai Brantas yang menghidupi sedikitnya 14 daerah di Jawa Timur. Memastikan hulu sungai Brantas bersih dari sampah dan polusi adalah penting bagi keberlanjutan kehidupan yang bergantung darinya.
Sumber : Time Indonesia

Ya Ampun! 6 Ton Sampah Penuhi Sungai di Kota Batu

 Sebanyak 70 orang tersebar di Sungai Lesti, Sungai Ngaglik, dan Sungai Sisir di Kota Batu, Minggu (10/9/2017). Sambil mengenakan sepatu boot dan sarung tangan, para peserta menyisir kali. Para peserta memunguti sampah di sungai.



Kegiatan ini dilakukan oleh tim Sapu Bersih Nyemplung Kali (Saber Pungli).
Seorang peserta, Rudi Eko mengatakan  mayoritas sampah di sungai adalah sampah plastik, dan sampah rumah tangga, seperti botol, hingga diapers.
“Makanya kami juga mengajak masyarakat sekitar dalam kegiatan ini,” kata Eko. Tim mengumpulkan sekitar 6 ton sampah. Kegiatan ini diikuti beberapa komunitas, seperti Bank Sampah Kartini Sasejati, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Gus Durian, Tim Reaksi Cepat, Dinas Lingkungan Hidup (DLH), dan sebagainya.
Sementara itu, Kepala DLH Kota Batu, Arief As Siddiq mengatakan kegiatan bersih sampah ini untuk menyadarkan masyarakat agar membuang sampah pada tempatnya.
“Masyarakat diajak memungut sampah agar tahu rasanya memungut sampah,” kata Arief.
Sumber : Suryamalang

Rabu, 06 September 2017

Selamatan Dusun Kekep Desa Tulungrejo

Warga Dusun Kekep Desa Tulungrejo, pagi tadi melaksanakan Selamatan Dusun / Bersih Dusun. Selamatan Dusun Kekep selain dihadiri oleh Kepala Dusun Kekep, juga dihadiri Ketua RW, Ketua RT, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Tokoh Pemuda dan tak ketinggalan Kepala Desa Tulungrejo Suliono.

Bersih Dusun merupakan slametan atau upacara adat Jawa untuk memberikan sesaji kepada danyang dusun. 
 Sesaji berasal dari kewajiban setiap keluarga untuk menyumbangkan makanan.
 Bersih dusun dilakukan oleh masyarakat dusun untuk membersihkan desa dari roh-roh jahat yang mengganggu.
 Maka sesaji diberikan kepada danyang, karena danyang dipercaya sebagai penjaga sebuah dusun.
 Dengan demikian, upacara bersih dusun diadakan di makam danyang.
Di dusun yang mempunyai pengaruh muslim kuat, upacara bersih desa diadakan dilaksanakan di Masjid..
 Adapun isinya adalah doa-doa dalam Muslim.
 Sementara, di beberapa dusun yang tidak memiliki makam danyang, upacara bersih dusun diadakan di rumah kepala dusun.  Bersih dusun juga dimaknai sebagai ungkapan syukur atas panen sayuran atau buah-buahan maka upacaranya dilakukan setelah panen buah-buahan berakhir. Sumber : Wikipedia




Minggu, 03 September 2017

Kesadaran Warga Desa Tulungrejo terhadap SAMPAH


Warga Desa Tulungrejo yang tergabung dalam Komunitas Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Desa Tulungrejo, Kelompok Kerja Forum Kota Sehat Pokja Tulungrejo, dan Komunitas Bank Sampah pada hari Kamis 31 Agustus 2017 melakukan pembersihan sampah yang berserakan dijembatan Kali Krecek antara Dusun Gerdu Desa Tulungrejo dengan Dusun Gandon Desa Sumbergondo.
Kesadaran tersebut dikarenakan tumpukan sampah yang memenuhi ruas jalan tembus antara Gandon dan Sumbersari Dusun Gerdu disamping baunya sangat menyengat hidung juga karena sangat merusak pemandangan pengguna jalan yang akan melewati ruas jalan tersebut.
Hartatik koordinator kegiatan acara tersebut mengharapkan kesadaran warga di kedua dusun yang berada di perbatasan desa tersebut agar tidak membuang sampah sembarangan di jalan karena tempat tesebut bukanlah tempat untuk membuang sampah secara sembarangan.





Senin, 28 Agustus 2017

Rembug Dusun Gondang Desa Tulungrejo


Bertempat di Balai Dusun Gondang pada hari Senin, 29 Agustus 2017 dimulai pukul 19.30 telah dilakukan Musyawarah Dusun Gondang.
Dalam musyawarah tersebut selain dihadiri oleh Kepala Dusun Gondang, juga dihadiri Kepala Desa Tulungrejo, Perangkat Desa, Ketua RW, Ketua RT, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, dan Tokoh Pemuda jumlah semua yang hadir 38 orang.

Musyawarah berlangsung dengan semangat kekeluargaan. Hasil musyawarah disepakati :
  1. Bahwa jalan tembus antara RW 2 dengan RW 3 yang melewati Hotel Santoso warga yang hadir   memohon kerelaan Manajemen Hotel Santoso merelakan sebagian tanahnya untuk dijadikan Fasilitas Umum digunakan untuk pelebaran jalan. Maklum bagi warga yang melewati jalan tersebut bagi mereka akses jalan tembus tersebut sangat vital dan sangat diperlukan dalam waktu yang mendesak.
  2. Dilakukan pemindahan tiang listrik dengan biaya swadaya masyarakat.
  3. Warga sangat berterimakasih  kepada Manajemen Hotel Santoso yang telah memberikan sebagaian tanahnya untuk  dijadikan fasilitas umum, dan semoga Hotel Santoso akan berdampak dengan kunjungan yang menginap di hotel tersebut akan semakin meningkat sesuai dengan amalnya pada warga sekitar.