Selasa, 25 Oktober 2016

Tulungrejo Lolos Semifinal

BATU - Tim Tulungrejo maju ke semifinal kompetisi sepak bola kelompok umur KU16 setelah menggasak Sumberejo dengan skor 3-0, di Stadion Brantas Batu, Selasa (25/10) kemarin. Kemenangkan tersebut menjadikan Tulungrejo mengoleksi poin enam karena sebelumnya mengalahkan Bulukerto.
Dalam pertandingan kemarin, permain Tulungrejo dan Sumberejo berlangsung imbang hingga menit 22. Begitu memasuki menit ke-23, Sumberejo kebobolan oleh gol Nofal. Penjaga gawang Sumberejo, M tidak mampu menjangkau bola tendangan Nafol sehingga bola langsung meluncur ke dalam gawangnya. Gol tersebut menjadi satu-satunya yang tercipta pada babak pertama.
Memasuki babak kedua, Sumberejo berusaha keras membalas ketertinggalan. Namun Tulungrejo tidak mampu menciptakan gold an malah kebobolan pada menit ke-55 oleh Sidan. Papan skor kembali berubah 2-0 untuk Tulungrejo.
Tak lama kemudian, Sidan mampu melewati beberapa pemain Sumberejo. Dia lolos hingga kotak pinalti dan kembali menciptakan gol pada menit ke-61. Gol kedua Sidan ini menjadikan tim Tulungrejo mengubah papan skor menjadi 3-0.
Dalam pertandingan tersebut, tak banyak pelanggaran. Hanya Mario dari Sumberejo mendapat kartu kuning dimenit 60. Pertandingan juga berlangsung seru. Sorakan penontan dari tribun menambah semangat kedua tim untuk bertanding. Lebih-lebih dalam pertandingan tersebut dihadiri Ketua KONI Batu, Zainul Arifin.
Pergantian pemain dilakukan oleh kedua tim. Tim Desa Sumberejo mengganti penjaga gawang M Bagus, Wahyu S, Nurohmad, Krisna Ordiansyah dengan Rizky, Wahyu, William, dan Fachruddin. Sementara Tulungrejo mengganti Candra, Rovino, Anang, Nofal dan Hilmi dengan Royan, Febry, Fian, Abang, dan Akbar.
Muhammad Rofiq, pelatih Sumberejo tetap mengapresiasi pemainnya meskipun kalah dalam pertandingan PORKOT ke-5 Kota Batu itu. Dia menganggap, tim asuhanya sudah bermain maksimal.
"Mental pemain langsung drop setelah gol pertama," kata Rofiq
Menurutnya, hal tersebut terjadi karena gelandang Vega terkena kartu merah saat melawan Bulukerto. Dengan begitu, timnya tidak bisa menjaga keseimbangan permainan lini tengah.
"Tak ada kendali permainan di lini tengah karena gelandang kami terkena kartu merah. Kami harus gugur dan tak mampu lolos semifinal tahun ini," ujarnya.
Rofiq berharap, tahun depan bisa memenangi pertandingan yang diadakan Pemkot maupun instansi lain. Dia akan mencari bibit pemain baru karena pemain sekarang sudah tak bisa diiikutsertakan karena umur sudah 17 tahun.
Semantara kapten tim Tulungrejo, Diaz Erlangga optimis bisa memenangi pertandingan PORKOT 2016 tersebut. "Harus menang sebanyak mungkin, minimal 3-0 dalam pertandingan selanjutnya," katanya
Pelatih Tulungrejo, Wijil Basuki menjelaskan, dia tak mau banyak komentar menanggapi kemenangan hingga membuat timnya lolos semifinal. "Semua tim lolos semifinal diharapkan bisa mendapat tolenasi beristirahat sehari," ujarnya.
Sumber :http://www.malang-post.com

Jumat, 23 September 2016

Fery Dwi Cahyono, Petani Apel Sekaligus Pembalap Grasstrack Sarat Prestasi

Usai menyantap menu sarapannya, Fery Dwi Cahyono langsung menjajal motor trail kesayangannya. Mengenakan kostum yang biasa dipakainya saat balapan, Fery bersemangat menggeber kendaraannya.a
Keseharian pria berusia 25 tahun itu bertani apel. Tapi Fery juga jago balapan. Bahkan, sudah puluhan kali merajai sirkuit. Di ajang balap IRCtire Powertrack Indonesia Dirt Bike Campionship 2016, di Sikuit Powetrack, Jalan Sultan Agung, 6-7 Agustus lalu, dia menduduki peringkat empat besar.
Total ada 20 pembalap yang bertanding. Mereka berasal dari berbagai daerah di Jatim. Fery satu-satunya pembalap yang mewakili kota wisata ini. ”Juara-juaranya ada pembalap asal Pasuruan dan Blitar,” kata Fery saat ditemui di rumahnya, Jalan Raya Arjuna, Gang XVI, Desa Tulungrejo, Bumiaji, kemarin (26/8).
Kompetisi berskala Jatim itu bukan pertama kali yang dilakoninya. Pemuda kelahiran Batu, 4 Mei 1991 tersebut sudah bergelut di dunia balap sejak tahun 2012 silam. Mulai balapan skala kecamatan hingga tingkat Jatim, semua sudah dijajalnya.
”Awal mulai ya tingkat desa/kecamatan. Tapi saat ini mencapai kelas standar pemula di tingkat Jatim,” kata dia.(dan)
Sumber : radar malang.co.id

Joni Rahmat, Jatuh Bangun Menggeluti Bisnis Olahan Pangan Jamur Tiram

Hampir semua petani jamur di Dusun Wonorejo Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji mengetahui sosok Joni Rahmat.  Pria yang akrab disapa Joni ini dikenal masyarakat sekitarnya sebagai petani sekaligus pengolah produk jamur. Dia sudah menekuni dunia jamur, khususnya jamur tiram, sejak 2000 lalu.
Bapak 40 tahun ini mencoba mendiversifikasi jamur menjadi berbagai produk olahan. Misalnya keripik, nugget, bakso, siomay, lumpia, martabak, steak, sate hingga jamur krispi. Dan hasil olahannya kini banyak dikonsumsi masyarakat sekitar maupun Kota Batu.
Awalnya bapak dua anak ini menggeluti dunia jamur hanya sambilan. Pada tahun 2000 itu, Joni adalah kontraktor bangunan. Saat bermukim di Perumahan Sawojajar Kota Malang sebelum 2007, Joni  sudah membudidayakan jamur.
Niatnya nyambi budidaya jamur itu karena Joni menyukai jamur. Menurutnya, jamur adalah tanaman organik yang mengandung gizi tinggi. Joni menyukai jamur sejak anak-anak. Kesukaannya bertambah ketika pada tahun 2000, ada pelatihan budidaya jamur tiram. Saat itu dia masih mahasiswa di Universitas Brawijaya (UB).

”Awalnya hanya suka biasa. Tapi setelah tahu cara budidayanya, semakin tertantang untuk menekuni,” kata Joni.
Joni lalu pindah ke Sidomulyo Kota Batu untuk mendirikan rumah jamur dengan kapasitas 10 ribu baglog. Dengan modal Rp 22 juta, Joni mendirikan rumah jamur kuping.
Dia saat itu juga membuat baglog secara mandiri. Baglog terbuat dari serbuk kayu, bekatul, tepung jagung, kapur dan air. Dari 30 petani jamur di Desa Tulungrejo kala itu, sekitar 70 persen baglognya dipasok oleh Joni.
Pekerjaan di dunia kontraktor hanya berumur dua tahun. Joni memilih menekuni jamur. Dia pun mengirim hasil panen jamur tiram ke berbagai hotel dan restoran di Kota Malang, Surabaya, Bali hingga Lombok.
Waktu itu,  kirimannya ke konsumen dalam skala kecil. Total pengiriman dalam sehari hanya 30 kilogram.
Meski hanya sedikit, ketika pasar sedang sepi, banyak jamur yang terbuang sia-sia. Bahkan suatu ketika dia memiliki terlalu banyak stok, sekitar 100 kilogram. ”Barang saya saat itu kelebihan. Saya bagikan ke tetangga-tetangga sudah bosan mereka. Terpaksa sisanya kita buang ketika sudah busuk,” kata suami dari Inayatul Hikmah ini.
Kemudian, Joni berpikir harus ada solusi produk agar jamurnya tak sia-sia. Dia pun belajar sendiri mengolah jamur menjadi keripik. Ide itu dia dapatkan dari Jogjakarta. Di sana ada olahan jamur menjadi keripik. Joni pun akhirnya belajar otodidak mengolah jamur segar menjadi keripik jamur.
Upayanya itu tidak langsung berhasil. Joni harus jatuh bangun untuk menemukan rasa keripik jamur yang pas. Joni membutuhkan waktu enam bulan untuk menciptakan rasa keripik jamur yang gurih.  ”Mulanya rasanya kacau. Ada yang terlalu asin hingga manis,” kata lulusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya tahun 2000 ini.
Proses pembuatan keripik yang dilakukan Joni pun sederhana. Bahan-bahan yang dibutuhkan adalah jamur tiram, tepung, bumbu khususnya dan minyak goreng kualitas tinggi. Alat yang digunakan hanya sederhana. Mulai penggorengan hingga spin untuk mengeringkan keripik dari minyak.
Harga jual keripiknya terjangkau. Tetapi bisa naik turun karena disesuaikan dengan harga bahan baku dan ongkos produksi. Pada 2007 lalu, satu kilogram keripik jamur dijual dengan harga Rp 60 ribu. Untuk saat ini harganya Rp 80 ribu per kilo.
Sedangkan makanan olahannya juga terus berkembang. Pada 2009, dia mulai membuat nugget dan aneka olahan lainnya. Rasa nugget buatannya langsung enak dan gurih. Tidak seperti saat membuat keripik yang membutuhkan waktu 6 bulan untuk menemukan rasa yang pas.
Untuk pemasaran produk olahan jamur itu ia tidak merasa kesulitan. Berkat jaringan teman dan koleganya. ”Lumpia jamur dan aneka lainnya, dipesan secara regular oleh anggota dewan dan koperasi di Pujon,” ungkap lulusan SMAN 2 Genteng Banyuwangi ini.
Joni mengatakan, rasa dari makanan olahan jamur mirip seperti daging. Sudah banyak yang mengatakan itu. Wali Kota Batu Eddy Rumpoko ketika makan martabak jamur di Junggo sempat mengira martabak itu dari daging. Padahal aslinya terbuat dari jamur.
”Bahan makanan dari daging bisa digantikan dengan jamur tiram. Khusus untuk bakso jamur, tetap memakai campuran daging tetapi cita rasa jamur lebih kuat,” katanya.
Dalam sehari, Joni saat ini membutuhkan 50 kilogram hingga 70 kilogram jamur tiram segar. Itu untuk membuat makan olahan. Sebanyak enam pekerjanya membantu membuat berbagai olahan jamur itu.
Joni beserta makan olahan jamur sudha dikenal oleh berbagai instansi Pemkot Batu. Mulai dari Dinas Kesehatan hingga Kantor Ketahanan Pangan. Dia pun sering diajak pameran di luar kota. Bahkan produknya seringkali laris saat pameran karena produknya berbeda dengan yang lain.
”Pameran di beberapa tempat Malang Raya. Yang terdekat ini, mau pameran di acara Pameran Pangan Nasional 24 April hingga 27 April di Semarang, Mei nanti di Ambon. Ini salah satu peran kantor ketahanan pangan,” kata Joni.
Bapak berambut lurus ini menginginkan jamur bisa menjadi salah satu produk unggulan Kota Batu selain apel dan sayur organik. Sebab potensi pasar jamur sangat besar. Terutama di sektor jamur olahan. 
Sumber : radar malang.co.id

Rabu, 21 September 2016

Pengembangan Coban Talun, Butuh Rp 30 M

Langkah pemkot (pemerintah kota) Batu untuk mempercantik kompleks wisata Coban Talun Batu tampaknya akan mengalami kendala. Karena hingga kemarin masih ada satu investor yang tertarik.
Padahal sesuai dengan master plan yang sudah dirancang, pembangunan ini membutuhkan dana Rp 30 M. Sedang pembangunan ini direncanakan pada tahun depan. “Sampai saat ini masih satu investor (yang punya niat untuk inves, red). Idealnya lebih dari satu,” kata Kabid Kehutanan Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Batu, Heru Waskito kemarin.
Menurutnya, investor yang berminat ini juga berasal dari Kota Batu. Hanya saja, sang investor masih belum menyebutkan berapa jumlah dana yang akan diinvestasikan untuk pembangunan tersebut. “Sampai saat ini masih proses nego,” ucap pria asal Batu ini.
Sumber : Radar Malang.co.id

Awas, Coban Talun Banjir

Wisatawan yang menikmati indahnya alam Coban Talun sebaiknya waspada. Sebab, guyuran hujan terus-menerus belakangan ini, menambah debit air di dam yang berada di Dusun Wonorejo, Desa Tulungrejo, Bumiaji tersebut. Jika hujan terus mengguyur dan dam tidak mampu menampung luapan air, bisa mengakibatkan banjir.
Kepala Resort Pemangku Hutan (KRPH) Punten Bambang Sutrisno mengatakan, debit air di sabo dam Coban Talun terus bertambah. Tapi hingga kini masih aman. ”Karena airnya semakin deras, wisatawan yang berfoto di sabo dam harus hati-hati,” kata Bambang, kemarin.
Jika beberapa hari ke depan Kota Batu terus diguyur hujan, dia memastikan debit air akan terus meningkat. Demi keselamatan wisatawan, dia terus memantau kondisi wisata. Saat hujan, Bambang melarang wisatawan di titik air terjun. Sebab, dikhawatirkan tiba-tiba terjadi banjir dan menimpa wisatawan.
Di lokasi coban telah dipasang banner bertuliskan peringatan. Misalnya, hati-hati saat berfoto atau selfie. Pemasangan banner itu diharapkan bisa membuat pengunjung waspada. ”Tapi di lokasi sabo dam belum kami beri tulisan peringatan. Wisatawan tetap harus berhati-hati,” katanya.
Di sisi lain, bertambahnya debit air di sabo dam Coban Talun bisa dimanfaatkan untuk irigasi lahan pertanian. Selama ini, lahan pertanian di kawasan Bumiaji mengandalkan air dari Coban Talun, sehingga musim kemarau pun tidak kekurangan air.
”Kalau musim kemarau tahun lalu, kami kekurangan air. Tahun 2016 ini sepertinya air melimpah,” kata dia.
Sumber : Radar Malang.co.id

Senin, 29 Agustus 2016

Dana Desa Diminta Dikucurkan ke BUMDes


Menteri Desa, Pembangunan Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Sandjojo ingin mengalokasikan dana desa ke Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Alokasi tersebut diharap dapat menumbuhkan produksi masyarakat yang mandiri.

Eko mengatakan, tahun ini pemerintah pusat menggelontorkan dana desa Rp 47 triliun dan akan meningkat tiap tahunnya. Tahun depan, dana itu akan naik menjadi Rp 70 triliun, naik lagi menjadi Rp 103 triliun hingga Rp 111 triliun pada tahun berikutnya. Menurutnya, sejauh ini dana tersebut kebanyakan digunakan untuk infrastruktur. Padahal, banyak desa yang telah memiliki infrastrukur baik. "Akhirnya dibikin buat bangun gedung, ngecat kantor kelurahan," katanya saat ditemui di kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (29/8).

Namun kini, atas persetujuan Presiden Joko Widodo, dana tersebut akan dialihkan ke pemberdayaan ekonomi masyarakat dengan membentuk BUMDes. Dengan diaktifkan dan berkembangnya BUMDes, akan dapat menjadi lembaga keuangan mikro yang dapat dimanfaatkan masyarakat.
"Kalau ada yang BUMDesnya berkembang, bisa kita jadikan percontohan," ujarnya.
Dikutip dari :REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA

Minggu, 28 Agustus 2016

Pemerintah Desa Tulungrejo Mengikuti Karnaval tingkat Kota Batu Dalam Rangka HUT Kemerdekaan RI

 Karnaval diikuti oleh Kepala Desa Tulungrejo Suliono beserta istri.



Anggota BPD (Badan Permusyawaratan Desa) Tulungrejo pun juga turut serta.

 Kepala Dusun Junggo Nurhadi

Anggota BPD (Badan Permusyawaratan Desa) Tulungrejo Suwono pun turut serta.

Kepala Dusun Gondang pun ikut beraksi.


Ibu PKK, Karang Taruna, Ketua RT dan Ketua RW pun turut serta berjalan kaki.

Jumat, 26 Agustus 2016

Tiga Desa Wakili Kota Batu di Ajang Kota Sehat

Juru Pemantau Jentik (Jumantik) Desa Oro-Oro Ombo mampu menurunkan angka penderita demam berdarah tanpa fogging. Hal ini menjadi salah satu fokus perhatian Tim Verifikasi Kota Sehat tingkat Provinsi Jawa Timur saat datang ke Kota Batu, Kamis (25/8).
Sebelum berkeliling Desa, Tim datang ke Balaikota Among Tani Batu dan menerima pemaparan  konsep Batu Kota Sehat yang disampaikan Forum Kota Batu Sehat (FKBS).
Diketahui, 2 Desa 1 Kelurahan yang ada di Kota Batu telah dijadikan perwakilan dalam penilaian Kota Sehat tingkat Propinsi. Desa tersebut antara lain, Desa Bumiaji, Desa Oro Oro Ombo dan Kelurahan Dadaprejo mewakili Kota Batu dalam penilaian.
Ketua FKBS, Salma Safitri menjelaskan, pemilihan dua desa dan satu kelurahan untuk mewakili Kota Batu ini dikarenakan masing-masing Desa/ Kelurahan memiliki keunggulan masing-masing. Misalnya, di Kelurahan Dadaprejo. Sejak tahun 2014 lalu warga Kelurahan Dadaprejo bebas buang air besar (BAB) sembarang tempat. “Artinya seluruh warga Kelurahan Dadaprejo sudah memiliki jamban di rumahnya. Ditambah kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah mandiri,”ujar Salma, Kamis (25/8). Saat ini di Kelurahan Dadaprejo terdapat 26 titik bank sampah. Warganya bisa memilah sampah organik dan non organik. Sampah organik dikelola menjadi kompos, sedangkan sampah non organik dibawa ke bank sampah.  Kemudian di Desa Bumiaji, selama ini kader kesehatan desa berhasil mengurus lansia. Lansia di Desa ini setiap Minggu diberi pelayanan kesehatan, diajak senam lansia, dan penambahan asupan gizi.
“Lansia di Desa Bumiaji sangat diperhatikan kesehatannya. Kader Kesehatan Desa selalu membantu lansia yang sakit untuk dibawa ke Puskemas. Serta pelayanan lainnya,” tambah Salma.
Selanjutnya di Desa Oro Oro Ombo, juru pemantau jentik (Jumantik)-nya sanggup menurunkan angka penderita demam berdarah tanpa fogging. Artinya jumantik Desa Oro Oro Ombo, bekerja sama dengan siswa SD-SMA, ibu PKK tingkat RT untuk memantau jentik nyamuk demam berdarah dibak penampungan air milik warga.
Sementara, Wali Kota Batu, Eddy Rumpoko berharap, Batu menjadi kota sehat tidak sebatas diwakili Desa Oro Oro Ombo, Bumiaji dan Kelurahan Dadaprejo. Semua desa dan kelurahan harus mampu meningkatkan derajat kesehatan penduduknya. Pemerintah desa dan kelurahan harus menambah fasilitas taman bermain untuk warganya.
“Harapan kita selain kondisi lingkungan yang sehat. Pikiran warga harus sehat semua. Supaya bisa hidup tenang dan tentram,” ujar Walikota. [nas]


Selasa, 23 Agustus 2016

Imbau Manfaatkan Dana Desa Sesuai Tipologi Desa

Peliknya permasalahan pemanfaatan Dana Desa (DD) di Kota Batu, memaksa DPRD Kota ini mengirimkan utusannya untuk berkonsultasi ke Kementrian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal di Jakarta.
Hasilnya, Dewan mendapatkan celah untuk tetap bisa memanfaatkan DD dengan maksimal. Dalam konsultasi tersebut, Dewan mendapatkan pengarahan bahwa Dana Desa tidak harus dimanfaatkan untuk pembangunan infra satruktur Desa. Tetapi juga bisa disesuaikan dengan tipologi desa yang dimiliki. Jika Desa tersebut memiliki tipplogi sebagai Desa Wisata, atau Desa Pertanian, maka Dana Desa bisa dimanfaatkan untuk pengembangan kedua hal tersebut.
“Jadi Dana Desa bisa dimanfaatkan untuk memberikan pelatihan tentang kepariwisataan kepada Warga Desa. Asalkan pengadaan kegiatan pelatihan itu didasarkan hasil dari Musyawarah Desa (musdes),”ujar salah satu anggota Tim DPRD Batu yang berkonsultasi ke Jakarta, Heli Suyanto, Senin (22/8).
Diketahui, selama ini Pemkot Batu mengalami kekhawatiran dalam pemanfaatan Dana Desa. Dikhawatirkan muncul tumpang tindih antara pembangunan yang didanai Dana Desa dan program pembangunan SKPD yang didanai APBD Kota. Akibatnya, pencairan DD untuk Desa-Desa di Kota Batu sempat tertunda dalam 2 tahun terakhir.
Selama ini, kata Heli, Pemda dalam hal ini Pemerintah Kota hanya menerima laporan atas penggunaan Dana Desa. Adapun SPJ atas penggunaan DD diberikan kepada Lembaga Desa dalam hal ini Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Kondisi ini menimbulkan kegamangan terhadap Walikota Batu terhadap pemanfaatan DD.
“Karena dana pembangunan Desa dari APBD Batu sudah tinggi, maka agar serapan DD tetap tinggi maka  dibelanjakan untuk ‘keperluan yang lain’. Hal seperti inilah yang dikhawatirkan Walikota,”jelas Heli.
Diketahui, dalam 2 tahun terakhir Dana Desa untuk Kota Batu terus mengalami penundaan pencairan. Padahal Pemerintah Desa sudah menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) yang di dalamnya terdapat pemanfaatan bantuan Dana Desa dari Pemerintah Pusat.
“Pada dasarnya Pemerintahan Desa di Kota Batu telah siap untuk memanfaatkan Dana Desa dengan telah menyusun APBDes. Namun hingga saat ini belum ada kepastian apakah tahun ini Dana Desa tersebut bisa cair,”ujar anggota Komisi A, Usman,ST
Cair tidaknya Dana Desa tahun ini, kata Usman, tergantung kepada sikap dan kebijakan Eksekutif. Karena saat ini Pemkot terus disibukkan dengan penyelesaian KUA PPAS dan PAK. Padahal pencairan Dana Desa ini akan dicairkan melalui Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) tersebut. [nas]
Sumber : Bhirawa online

Calon Kepala Desa Se-Batu Diberi Pembekalan, Ini Tujuannya

Pemkot Batu akan memberikan pembekalan kepada bakal calon kepala desa. Pembekalan tersebut berbeda dari pembekalan yang dilakukan sebelumnya yakni kepada Kepala Desa terpilih saja.
Kepala Bagian Pemerintahan Pemkot Batu, Suliyanah mengatakan, kegiatan pembekalan kepada Calkades yang akan mengikuti Pilkades serentak merupakan perintah Wali Kota Batu. Dimana para Calkades tersebut harus memahami serta mengetahui tugas dan pemerintahan.
"Dengan begitu diharapkan para Calkades akan mengerti tugas yang bakal diembannya kelak bila terpilih menjadi Kades," kata Suliyanah, Senin (22/8/2016).
Disamping itu, dikatakan Suliyanah, seorang Calkades harus mengetahui berbagai regulasi terkait Pemerintahan yang ada sekarang ini. Dengan demikian nantinya para Calkades yang tidak terpilih bisa mempertimbangkan untuk menerima hasil Pilkades sesuai dengan regulasi dan aturan yang ada.
"Kalau memahami dan mengerti regulasi tentu para Calkades kecil kemungkinan untuk mempersoalkan hasil Pilkades serentak karena semuanya sudah sesuai aturan," tandas Suliyanah.
Pilkades serentak di Kota Batu dijadwalkan digelar pada 29 September 2016. Ada lima desa yang akan melangsungkan Pilkades serentak. Yakni Desa Pesanggrahan, Pandanrejo, Bulukerto, Sumber Gondo, dan Sumber Brantas.
Anggota Komisi A DPRD Kota Batu, Usman mendukung langkah Pemkot memberikan pembekalan kepada para Calkades yang bakal bertarung dalam Pilkades serentak. Bila para Calkades memahami regulasi dan aturan maka mereka bisa bersaing sehat dalam Pilkades.
Disamping itu, dengan diterimanya pembekalan oleh PemkotBatu maka para Calkades akan mengerti dan memahami terhadap tugas-tugas yang bakal menjadi tanggung jawabnya. Mulai dari memberi pelayanan pada masyarakat, mengayomi, membantu kepentingan warganya, dan sebagainya.
"Yang jelas, kami setuju bila Calkades diberi pembekalan terlebih dahulu. Dan itu merupakan perubahan kebiasan yang baik dalam Pilkades," tutur Usman.
Sumber : Surya online Malang

Minggu, 21 Agustus 2016

Tujuh Strategi Pelayanan Publik di Desa

Drs. H. Saifullah Yusuf, Wakil Gubernur Jawa Timur memberikan strategi menjalankan pelayanan publik bagi masyarakat di desa. Ada tujuh bentuk pelayanan publik bagi Kepala Desa agar terus memberikan kontribusi positif bagi kemajuan desa.
Hal tersebut disampaikan Gus Ipul panggilan akrab Wakil Gubernur Jawa Timur dihadapan ratusan Kades (Kepala Desa) pada Diklat Pengembangan Kapasitas SDM di Badiklat Prov. Jawa Timur Jl. Kawi No. 41 Kota Malang.
Gus Ipul mengatakan, tujuh strategi tersebut merupakan langkah strategis bagi Kades di dalam memajukan pembangunan di setiap desa yang ada di Jawa Timur. Ketujuh strategi tersebut diantaranya kepercayaan, berorientasi kepada kepentingan publik, budaya saling menghormati, berpikir strategis, akuntabilitas, kepemimpinan berbasis nilai dan penghargaan.
Gus Ipul sapaan akrabnya menjelaskan, strategi pertama yang harus dimiliki kades adalah harus memiliki kepercayaan dan kolaborasi. Pelayanan publik yang dibangun oleh Kades berfokus pada terbangunnya hubungan berbasis kolaborasi dan kepercayaan antar sesama warga yang ada di desa.
Kedua, berorientasi kepada kepentingan publik. Artinya, Kades di dalam membangun suatu gagasan harus kolektif serta mengutamakan kepentingan publik dengan tujuaan untuk menciptakan kepentingan bersama. Strategi selanjutnya adalah, budaya saling menghormati juga  harus dikembangkan setiap masyarakat desa.
Startegi berpikir strategis dan bertindak demokratis. Artinya, segala kebijakan dan program Kades terhadap pemenuhan kebutuhan publik, harus dicapai melalui cara paling efektif dan paling bertanggung jawab melalui usaha kolektif.
Gus Ipul juga menempatkan Akuntabilitas pada strategi kelimanya. Akuntabilitas yang dimaksud adalah Kades harus transparan dengan mematuhi undang-undang yang memiliki nilai, komunitas, norma politik, standar profesional dan kepentingan bersama.
“Kades harus mematuhi undang-undang dalam hal pengelolaan anggaran desa. Dalam urusan pengelolaan keuangan harus tetap berpijak pada aturan yang ditetapkan. Itulah yang dinamakan Akuntabilitas,” imbuh Gus Ipul.
Kepemimpinan berbasis nilai, menjadi strategi keenam. Kades harus menggunakan kepemimpinan yang berbasis nilai untuk disepakati dan dianut secara bersama dalam menjalankan pemerintahan. Kades tidak boleh menyetir masyarakat guna kepentingan pribadi.
Strategi terakhir atau ketujuh adalah penghargaan. Ia menerangkan, bahwa pemberian penghargaan kepada orang tang berprestasi menjadi hal yang harus dilakukan oleh Kades. Organisasi publik akan berhasil jika bekerja berdasarkan prinsip kolaborasi dan kepemimpinan yang didasari pada penghargaan terhadap semua orang.
Dari kesemuanya, Gus Ipul menyimpulkan bahwa muara dari pelayanan publik tersebut adalah terbentuknya citra positif Kades dalam mencapai kemajuan desanya. Desa harus mempunyai citra positif dan keunikan. Citra positif muncul dari pemanfaatan potensi desa yang di kelola dan dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan.
Sumber : SeputarMalang.Com 

Gus Ipul Ajak Sekdes Jaga Keseimbangan Pembangunan

Sekretaris Desa (Sekdes) diajak untuk menjaga keseimbangan pembangunan di desa. Hal ini untuk mencegah masyarakat desa urbanisasi besar-besaran ke kota. Demikian disampaikan Drs. H. Saifullah Yusuf Wagub Jatim saat memberikan paparan di depan 240 sekdes dalam acara Diklat Peningkatan Kualitas SDM Sekretaris Desa di wilayah Pemprov Jatim TA. 2016 di Badan Pendidikan dan Pelatihan Pemprov Jatim di Jalan Kawi, Kota Malang, Senin (8/8/2016).

Menurut Gus Ipul, sapaan akrab Wagub Jatim ini, tidak dapat dipungkiri saat ini banyak masyarakat desa yang mengadu nasib ke kota. Ia tidak mempermasalahkan hal ini asalkan dibekali dengan kemampuan dan keterampilan. “Yang jadi masalah adalah ketika orang-orang urbanisasi dan tidak punya keterampilan, yang ada mereka akan jadi pengangguran di kota dan menjadi masalah baru di perkotaan”, ungkap Gus Ipul.
Mengantisipasi hal ini, ia minta para sekdes untuk menjaga keseimbangan pembangunan desa melalui pemberdayaan masyarakat. Para sekdes diharapkan mampu menjalankan program-program pemberdayaan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Bapak Ibu adalah wakil pemerintah di tingkat desa, jadi kesuksesan dan kemajuan desa ada di tangan bapak ibu sekalian, kalau desa sukses, Provinsi Jatim juga akan sukses”, ujar Gus Ipul.
keberadaan Sekdes penting dalam mendukung jalannya pembangunan dan pemerintahan di desa. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pelayan masyarakat di tingkat desa, Kepala Desa (Kades) dan Sekretaris Desa (Sekdes) harus dapat bekerja sama dengan baik dan berjalan seirama. Ini dilakukan semata-mata untuk kepentingan masyarakat.
Sesuai UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, ada tiga hal penting yang menjadi perhatian, yakni penguatan peran kepala desa dan perangkat desa, optimalisasi anggaran desa dalam konteks hak dan kewajiban masyarakat, serta pengawasan kinerja pemerintah dan keuangan desa diperkuat. Oleh karena itu, ia meminta agar para sekdes dapat menjalankan tugas dan amanahnya dengan baik.
Di akhir sambutan, Gus Ipul mengajak Sekdes untuk mengajak warganya agar hidup bertetangga yang baik sebagai lingkup terkecil di masyarakat. Mengajak masyarakat untuk menghidupkan kembali semangat gotong royong dan musyawarah mufakat, sebagai ciri Bangsa Indonesia.
Dalam pelaksanaan diklat ini, Badiklat Prov. Jatim bekerjasama dengan Center for Security and Welfare Studies (CSWS) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga (FISIP Unair) serta Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
Sumber :SeputarMalang.Com

Petani Kota Batu Dapat Pupuk Organik Gratis

Pengembangan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tlekung tidak hanya akan memberi manfaat kepada Warga Kota Batu. Tetapi TPA ini juga akan bermanfaat bagi Kota/ Kabupaten lain di sekitar Kota Batu. Hal ini disampaikan Wali Kota Batu, Eddy Rumpoko, saat melakukan inpseksi mendadak (sidak) ke TPA Tlekung, Kamis (18/8).
Diketahui, saat ini Pemerintah Kota (Pemkot) Batu sedang melakukan pengembangan di TPA Tlekung. Direncanakan, di TPA ini tak hanya menjadi tempat penampungan sampah saja. Tetapi juga menjadi tempat pengolahan sampah untuk dijadikan pupuk. “Dengan pengolahan sampah menjadi pupuk ini, ke depan para Petani Kota Batu bisa mendapatkan pupuk organik secara gratis,”ujar ER, panggilan akrab Eddy Rumpoko di sela-sela sidak.
Untuk merealisasikan rencana itu, saat ini Pemkot tengah mengerjakan pembuatan konstruksi tempat pengolahan sampah di TPA Tlekung. Dan untuk pengerjaan konstruksi ini Pemkot telah menyediakan dana sebesar Rp12 miliar. Dan ditargetkan, pengerjaan konstruksi ini bisa rampung sebelum pergantian tahun.
Ketika konstruksi telah siap, pada tahun berikutnya (2017), Pemkot akan melakukan pengadaan mesin/ alat pengolah sampah. Anggaran yang disediakan juga tak sedikit. Disiapkan dana sebesar Rp30 miliar untuk membeli dan memasang alat tersebut di TPA Tlekung. Melalui mesin ini, sampah yang dibuang di sana akan diolah untuk kemudian dijadikan pupuk.
“Dan pupuk ini sangat dibutuhkan para Petani Organik Kota Batu agar tanaman organik yang mereka tanam bisa subur. Dan pupuk ini akan kita bagikan kepada mereka secara gratis,”jelas ER.
Keberadaan TPA Tlekung yang bisa menghasilkan pupuk, lanjutnya, tak hanya memberikan manfaat bagi para petani. Tetapi juga bisa memberikan manfaat bagi Kota/ Kabupaten lain di sekitar Kota Batu. Maksudnya, daerah lain seperti Kota Malang dan Kabupaten Malang juga bisa mengirimkan sampahnya ke TPA Tlekung untuk dijadikan pupuk. “Dengan langkah ini tentu bisa memberikan tambahan PAD bagi Kota Batu,”ujar ER. Dan ditargetkan pada tahun depan pengolahan sampah menjadi pupuk di TPA Tlekung sudah bisa beroperasi.  [nas]

Stop Narkoba Lewat Lomba Pidato

Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap (P4GN)  tidak harus melalui sosialisasi kepada masyarakat. Tindakan tersebut juga bisa dilakukan dengan lomba pidato dengan tema stop narkoba, seperti yang terlihat di Balai Dusun Junggo Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu, Sabtu (21/8) kemarin.
Peserta lomba pidato tersebut adalah para Srikandi Satgas Anti Narkoba. Mereka adalah para perempuan yang selama ini getol melakukan tindakan P4GN terhadap keluarga hingga lingkungan. Mereka beradu ide sekaligus harus bisa menyampaikan dengan baik saat lomba pidato.
‘’Ide dan bagaimana cara menyampaikannya, hal itu sangat penting dalam berpidato,’’ ungkap Edi HK, Kasi P2M BNN Kota Batu kepada Malang Post, kemarin.
Menurutnya, lomba pidato stop narkoba diikuti sebanyak 15 orang, kemarin. Mereka mengikuti lomba pidato tersebut masih dalam babak penyisihan. Sebanyak lima orang akan dipilih juri dan berhak mengikuti grand final bersamaan dengan puncak acara gelar seni budaya P4GN yang berlangsung di kantor BNN Kota Batu, Minggu (21/8) hari ini.
‘’Lima orang tersebut juga harus memiliki penampilan lebih OK karena akan berpidato di hadapan massa lebih banyak,’’ tegasnya.
Sementara itu puncak gebyar seni dan budaya yang berlangsung hari ini dipastikan akan meriah. Kegiatan akan diawali gerak jalan sehat tanpa narkoba, bazaar, senam, hiburan music, pembagian doorprize, kuda lumping, bantengan, sandukan reog dan pagelaran wayang kulit.
‘’Kegiatan akan dilakukan mulai pagi hingga sore. Khusus wayang kulit digelar malam hari,’’ pungkasnya. (feb)

Jumat, 12 Februari 2016

Kepala Desa Tulungrejo siap sediakan lahan SMAN 3 di Kota Batu


Tulungrejo Siap Ditempati SMAN 3

SD Negeri Tulungrejo 4 Pemenang Kompetisi Sepak Bola Anak se Kota Batu



SDN TULUNGREJO 04 JUARA
http://www.riset.batukota.go.id/templates/TechNews/images/date.pngSenin, 30 September 2013


Batu,Tim sepakbola SDN Tulungrejo 04 kecamatan Bumiaji keluar sebagai pemenang dalam kompetisi sepakbola anak anak tingkat SD MI se Kota Batu mereka berhasil menjadi juara setelah menundukkan tim sepakbola SDN Giripurno 01 

Dalam laga partai final yang berlangsung di stadion Gelora Brantas tanda tand