Meski bermodal pas-pasan, Riadi Rohman Ketua RW 11 Dusun Junggo Desa Tulungrejo mampu berkibar di dunia balap
Slalom. Hanya dalam kurun waktu empat tahun saja, warga Kota Batu itu 15
kali memenangkan kejuaraan.
ASAP mengepul dari knalpot pick-up menambah pengapnya udara di Dusun
Kungkuk, Desa Punten, Sabtu (14/11) lalu. Deru mesin terdengar nyaring,
sebanding dengan cepatnya laju kendaraan yang menemani Riadi Rohman di
berbagai kejuaraan.
Siang itu, Rohman mencoba mobilnya di rumah Rifandi Andrianto, teman
sejawatnya di dunia balap mobil slalom. ”Kami terkadang mengikuti
perlombaan bersama,” ujar Rohman usai mencoba mobilnya.
Menjadi pembalap bukan pengalaman pertama bagi Rohman. Sebelum terjun
ke dunia balap mobil slalom tahun 2011 silam, pria yang kesehariannya
memetik apel di kebun itu sudah balapan sepeda motor.
Tahun 1997 lalu, Rohman mengikuti balap roda dua. Bukan untuk mengais
rejeki. Sebab, kebutuhan kesehariannya sudah tercukupi dari hasil
penjualan apel miliknya. Dia nekat terjun ke dunia balap roda dua
sekedar menyalurkan hobi saja.
Lantaran hanya untuk bersenang-senang, selama satu tahun pertama dia
tidak pernah memenangkan kejuaraan. Bosan karena selalu kalah, akhirnya
Rohman fokus menjadi petani apel. ”Saya terjun di dunia balap roda dua
hanya iseng-iseng saja,” kata pembalap berusia 34 tahun itu.
Rupanya, hari-harinya yang diisi pergi ke kebun dan memetik apel
membuat Rohman bosan. Maklum, 13 tahun lamanya dia menjadi petani apel.
Tahun 2011 lalu, Rohman iseng menyaksikan lomba slalom di alun-alun Kota
Batu. Dari situ muncul keinginananya untuk ikut berkompetisi di dunia
balap. Apalagi dia sadar betul, risiko balap mobil lebih ringan jika
dibandingkan balap roda dua.
Karena sudah memiliki mobil pick up sendiri, dia menghitung biaya
yang dikeluarkan tidak terlalu besar. Sebab, dia bisa memodifikasi
mobilnya yang biasanya digunakan untuk mengangkut apel.
Hanya butuh waktu dua hari untuk memodifikasi mobilnya. Setelah itu,
menemui temannya,